Chapter 53 ( Penguatan Aura )

122 15 2
                                    


















Pagi yang cerah melengkapi suasana kampus yang sepi di hari libur ini. Burung yang saling bersahutan memperkuat kesan damai dan tentram. Ditambah dengan udara yang sejuk namun hangat. Siapa yang menyangka bahwa suasana yang damai ini akan berubah 1800.

"Bangun, bangun!" seru Eunha sambil berjalan ke luar klinik untuk menghilangkan perisai buatannya yang melindungi klinik.

"Iya, ah. Berisik." Sahut SinB yang keluar dari kamarnya. Diikuti Ruka di belakangnya. Mereka telah siap dengan perlengkapan mereka sebagai front-liner. Ujung tombak dalam serangan hari ini. Jaket jeans yang menutupi kaos hitam yang mereka kenakan. Celana jeans yang tidak begitu ketat yang memudahkan mereka untuk melancarkan tendangan-tendangan mematikan. Ditambah dengan sepatu boots yang sudah dimodifikasi menjadi sepatu boots berujung besi.

"Widih, tumben udah siap." Ujar /Eunha sambil memberikan Ruka ramuan berwarna merah.

"Hm? Apa ini? Darah?" Tanya Ruka.

"Enak aja! Coba aja minum. Bukan racun, kok." Jawab Eunha.

Glup

WHOOSSH!!!

Dalam sekejap, aura Ruka meluap liar layaknya api yang siap melahap apapun yang mendekatinya.

"Woah! Aura hitam!" seru Ruka terkejut.

"Nah, itu ramuan untuk mengeluarkan aura terkuatmu." Jelas Eunha.

"Tapi Aku tidak menyangka bahwa auranya sekuat ini Mengerikan. Memang cocok berpasangan dengan SinB." Gumam Eunha dalam hati.

"Woow, Coba waktu sparing waktu itu kamu begini. Lebih seru kayaknya." Canda SinB.

Tapi, kalau auranya terus meluap kayak gini, bakal menguras tenaga, gak?" Tanya Ruka.

"Gak akan lah Selama auranya gak dipake, tenagamu gak akan habis. Itu hanya indikator, seberapa berbahayanya dirimu." Jawab Eunha.

"Kalau gitu, mereka bisa mendeteksi keberadaan Ruka, dong? Itu bakal jadi kelemahan buat kita." Ujar SinB.

SSHHTTT

Seolah menjawab keluhan SinB, Ruka menyembunyikan luapan auranya agar tidak terlalu mencolok. Melihat hal tersebut, Eunha yang tidak menyangka bahwa Ruka dapat mengendalikan auranya dengan mudah terlihat terkejut.

"Nah, kalau gini gimana?" Tanya Ruka.

"Sip!" seru SinB.

"Ruka... seberapa jauh kau telah berkembang? Kau bisa dengan mudah mengendalikan luapan aura hitam, itu menandakan sebentar lagi memasuki perkembangan aura tahap terakhir... aura putih." Gumam Eunha dalam hati.

"Ini yang lain pada kemana? Masa iya masih pada tidur?" Tanya SinB.

"Gak tau tuh. Pada bisa aja tidur nyenyak. Padahal besoknya kan perang." Jawab Jisoo di belakang SinB sambil mengunyah roti yang ia dapat dari dapur.

"Heish! Bikin kaget aja!" seru SinB sambil merebut roti yang telah digigit dari tangan Jisoo lalu melahapnya.

"Rora mana kak?" Tanya Ruka.

"Masih tidur kayaknya." Jawab Rora yang juga dari belakang Ruka sambil melahap roti yang sama seperti yang direbut SinB dari Jisoo.

"Ah kamu!" seru Ruka kaget sambil merebut sisa roti yang belum di lahap Rora dari tangannya lalu dimakannya.

"Ckck, Senior sama junior sama kelakuannya." Ujar Rose setelah melihat kelakuan mereka sambil duduk santai di sofa lobi dengan secangkir kopi di tangannya.

"Yah sepertinya elemen sama, kelakuannya juga sama." Tambah Haram dengan secangkir kopi di tangannya yang duduk menemani Rose.

"Haha, sepertinya hanya kita berdua yang gak aneh kayak mereka." Ujar Irene yang ikut duduk di lobi. Diikuti Ahyeon di sampingnya.

"Iya, Aneh kayaknya kalo sama-sama gitu." Ujar Ahyeon.

SRRK!!

Berbarengan, Ahyeon dan Irene membuka koran yang mereka bawa. Membacanya halaman demi halaman. Membuka tiap halaman korannya pun berbarengan.

"Eheyy... kamu juga sama aja." Ujar Eunha setelah melihat kelakuan mereka layaknya orang yang sedang membaca koran di depan cermin. Gerakan yang sama dalam waktu yang sama.

"Nah, udah semua kan? Eh bentar, Lisa sama Chiquita mana?" Tanya Rose.

"Masih di lantai 2 kayaknya." Jawab Eunha.

"Dih, gaya banget Chiquita bisa naik lantai 2. Aku aja belum pernah." Ujar SinB cemburu.

"Bukan kamu aja kali, Mbihh. Kita-kita juga belum pernah." Tambah Jisoo.

"Kok bisa?" Tanya Irene.

"Gak tau. Tadi malam, Lisa minta
Chiquita ke atas. Katanya ada sesuatu sih, Gak tau apaan." Jawab Eunha.

"Hmm... ini kedua kalinya Lisa mengijinkan orang lain naik selain Eunha." Ujar Irene.

"Udah, udah. Daripada mikirin itu, apa kalian semua udah siap?" Tanya Eunha.

"Oh, tentu saja!" seru mereka berbarengan.

Ahyeon dan Irene dengan baju dan jaket biru laut. Celana jeans biru tua dan sepatu kets hitam. Masing-masing mereka membawa botol berisi air berwarna biru muda. Jisoo dan Rora dengan jaket kulit hitam dan kaos putih di baliknya. Celana jeans dan sepatu boots tinggi dengan beberapa kepingan kecil besi sebagai penghiasnya. Di tangan mereka masing-masing melingkar 2 buah gelang berwarna merah dan biru. Haram dan Rose dengan setelan serba putih. Kaos putih yang ditutupi jaket abu-abu. Kemudian celana panjang putih dan sepatu kets putih.

"Ooo, nih. Kalian minum ini dulu." Ujar Eunha sambil menyodorkan ramuan merah yang sama seperti yang diminum Ruka kepada Rora, Ahyeon dan Haram.

"Apa ini? Darah?" Tanya mereka bertiga.

"Astaga... bukan! Udah minum aja." Seru Eunha.

Glup

BWOOSHH!!!

Luapan mendadak dari aura mereka bertiga membuat Eunha, Ruka, SinB, Irene, Rose dan Jisoo terpental dari posisi mereka masing-masing. Aura hitam yang menjalar bagai api dari tubuh mereka bertiga terlihat begitu menyeramkan.

"Hahaha, tekanan yang luar biasa." gumam Irene.

"Bulu kudukku sampai berdiri begini" tambah Rose

"Perkembangan mereka begitu pesat. Jadi ingin coba sparring sekali lagi." Gumam Jisoo.




























Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini mian lama up soalnya lagi sibuk UTS hehehhe


Ok sekian dari Author



See ya in the next update 👋👋👋👋👋👋👋👋👋

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang