•
•
•
•
•SinB yang lengah mendapatkan serangan balik dari Rei yang segera bangkit dari keterpurukannya. High kick yang dilancarkan Rei berhasil membenamkan kepala SinB ke dalam tanah.
"Jangan mengalihkan pandanganmu dari lawanmu." Ujar Rei.
DRRGG...
Getaran hebat mengguncang bumi tempat dimana kepala SinB terbenam.
DRRUUAKK!!!
"Huaah. Tadi itu lumayan lho." Ujar SinB sambil mengibaskan rambutnya dari debu dan butiran tanah.
DUAKK!!!
"Eheyy, jadi sekarang kau mengandalkan serangan-serangan dadakan?" ujar SinB yang berhasil menahan tendangan dadakan dari Rei.
WHUSH!!!
WHOOTS!!
DAAKK!!!
DUASH!!!Serangan brutal Rei yang beruntun menghujani SinB yang sebelumnya berhasil menahan serangan dadakannya. Serangan-serangan cepat dan berat dari Rei masih bisa dihindari oleh SinB meski beberapa dari serangannya tersebut tidak sempat untuk ia hindari dan terpaksa harus ditangkisnya.
DUAGG!!!
"Sakit juga serangannya." Gumam SinB yang berhasil menahan tendangan Rei.
Derasnya serangan dari Rei tidak memberikan kesempatan sedikit pun untuk SinB melancarkan serangan balik. Bahkan kali ini terlihat seperti keadaan yang berbalik. Rei menekan SinB dengan ketat dengan serangan-serangan brutalnya.
"Aslinya baru keluar." Ujar Karina yang memperhatikan pertarungan antara Rei dan SinB.
"Telat panas kayaknya." Tambah Somi.
"Ini baru menarik. Jangan sampai kau mengecewakan ku seperti yang Seulgi lakukan, Rei." Ujar Jennie yang terduduk manis di kursinya.
"Mana kau yang tadi?!" seru Rei sambil terus menghujani SinB dengan tendangan dan pukulannya.
Senyum yang tadinya tersirat di wajah SinB kini mulai menghilang. Raut wajah serius cenderung marah perlahan mulai muncul karena beberapa kali, serangan-serangan Rei hampir mendarat di beberapa titik vital tubuhnya. Bahkan sesekali serangan Rei gagal dibendungnya sehingga mendarat di tubuhnya. Meski tidak terlalu fatal, namun rasa sakit yang diakibatkannya sangatlah hebat. Mengingat serangan dari elemen tanah adalah yang terkuat dari semua elemen.
"Bahaya Bahaya." Ujar Irene seraya memperkuat kubah perisainya dengan menambah beberapa lapis es tebal.
"Bahaya?" Tanya Ahyeon bingung.
"Kau akan tahu nanti." Jawab Eunha dengan senyum terpaksanya. Keringat dingin mulai mengalir dari pelipisnya. Terlepas dari kubah perisai yang terbuat dari es, nampaknya raut wajah SinB yang menyiratkan kekesalan juga membuat Eunha gugup.
"Kau tahu..." ujar SinB dingin sambil menahan dan menghindari serangan-serangan brutal Rei.
DUAGSH!!!
Tiba-tiba SinB menangkis hujan serangan Rei dengan sekali pukul hingga membuat Rei terdiam sejenak.
"Aku tidak suka jika Aku harus berada di dalam keadaan terdesak!" seru SinB.
DRRUASSHH!!!
Kemudian, bumi bergetar hebat. Membuat semua yang berada di sekitar SinB kehilangan keseimbangan. Irene, Eunha, Ahyeon dan Ruka yang berada di dalam kubah perisai pun tidak luput dari gempa bumi. Begitu juga dengan gedung rektorat lama yang ikut berguncang hebat. Membuat Karina, Somi dan Jennie yang berada di dalamnya turut tidak nyaman dengan gempa tersebut. Terlihat dari raut wajah Jennie yang cemberut kesal.
"Inikah kekuatan asli dari SinB?" Tanya Jennie dalam hati dengan raut wajah yang kesal bercampur cemas.
Retakan-retakan yang diakibatkan gempa hebat tersebut membuat kehilangan keseimbangan dan membuatnya terjatuh.
"Kau, membuatku kesal." Ujar SinB yang secara tiba-tiba berada di hadapan Rei yang sedang terjatuh.
DUAGH!!!
Dengan keras, SinB menghantamkan tinjunya yang telah dilapisi knuckle tepat di perut Rei.
DDRRUGGG!!!
Dengan keras pula, tubuh Rei menghantam tanah dan membuatnya retak. Pecah bagaikan keramik yang dipalu yang mana retakan-retakan tanah tersebut terhempas sangat keras ke segala arah dan hampir mengenai teman-temannya sendiri yang tengah menghadapi lawan mereka masing-masing. Termasuk Irene, Eunha, Ahyeon dan Ruka yang sedang berada di dalam kubah perisai es.
DUAGH!!!
Hantaman keras dari retakan tanah tersebut membuat perisai yang melindungi mereka bergetar hebat layaknya bom.
"UAARGGHH!!!" erang Rei kesakitan.
Grrpp...
"Bangun." Ujar SinB dingin sambil menarik kerah baju Rei dan mengangkatnya sehingga ia melayang di atas.
DUAAG!!!
Upper cut yang dilayangkan SinB tepat menghantam dagu Rei sehingga membuatnnya melayang tinggi.
DUAGG!!!
Jatuhnya Rei disambut hangat oleh high kick SinB dan membenamkan kepalanya. Persis seperti apa yang ia alami sebelumnya dari serangan Rei.
"Bangun." Ujar SinB lagi dengan dingin.
Grrp!
Sebelum Rei terangkat oleh SinB, ia berhasil menggenggam lengan SinB dengan erat. Sangat erat hingga urat di tangannya terlihat.
"Kena kau." Ujar Rei dengan senyum jahatnya.
WHOOSHH!!!
Dengan genggaman erat tersebut, SinB tidak mampu melepaskan diri hingga ia terhempas jauh oleh lemparan Rei.
DRRGG!!!
DUAAKK!!!Dengan memanfaatkan elemen tanahnya, Rei membangun sebuah pilar raksasa tepat di jalur di mana SinB terhempas dan membuatnya menabrak pilar tersebut dengan keras. Sangat keras hingga membuat pilar tersebut patah dan rubuh.
"Itu balasa-"
Grrpp!!!
Tiba-tiba, SinB muncul di hadapan Rei dan mencengkram lehernya dengan genggaman yang sama eratnya seperti yang tadi dilakukan Rei untuk menggenggam erat lengan SinB. Hal tersebut membuat wajah Rei membiru dan sesak nafas.
"Bagaimana bisa ia tiba-tiba berada di sini tanpa segores luka pun" gumam Rei dalam hati sambil menahan rasa sakitnya.
"Aku tidak punya waktu untuk bermain-main lagi denganmu." Ujar SinB dingin. Sangat dingin hingga terdengar seperti pembunuh bayaran. Tatapan matanya berubah layaknya predator yang menemukan mangsanya dalam keadaan lemah tak berdaya.
•
•
•
•
•Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini
Sekian dari author happy reading and enjoy it
See ya in the next update annyeong 👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hunter
Non-FictionPerjuangan Lisa dan teman-temannya untuk meruntuhkan kekuasaan para penghuni atas (1xsehari update)-on going Fantasi Action