Chapter 47 ( Haram Kalah Kemarahan Rose, munculnya sang petir hitam )

134 18 0
                                    
























"Hei hei, bukankah tadi..." ujar Lisa masih ragu.

"Ya. Tidak salah lagi, yang tadi itu---"

WHOSSHH!!!

Tebasan angin menghembus kencang tepat di hadapan wajah Jisoo yang membuat perbincangannya dengan Lisa terganggu.

"Halo??? Aku tidak suka dicuekin." Ujar Mina sambil kembali menebaskan angin ke arah mereka.

WHUUSH!!!
DUASH!!!

"Halo??? Lawan kamu itu Kami berdua. Ah mungkin Aku sendiri juga cukup." Ujar Haram menghadang tebasan angin Mina menggunakan tamengnya yang juga terbuat dari angin bersama Rose.

"Emm, mungkin kamu masih
belum siap untuk terjun langsung menghadapi orang seperti dia. Kamu belum cukup latihan." Ujar Rose.

"Tapi kan Kak. Aku sudah cukup lihai dalam mengendalikan angin." Balas Haram.

"Oh ya, coba tunjukin." Tantang Rose.

"Nih~"

DRAP
WHUSSHH!!!

Dengan bantuan angin yang dikendalikannya, Haram berlari ke arah Mina dengan kecepatan yang luar biasa.

DUASH!!!

Tebasan kedua belati angin yang dibuat Haram berhasil ditahan Mina oleh kedua pedang anginnya dengan reflex yang juga tidak kalah cepat. Ke empat senjata angin mereka saling beradu. Tangan mereka gemetar karena saling menyerang dan bertahan dengan kekuatan penuh.

"Hebat juga kau." Ujar Haram.

"Yap. Aku memang hebat. Saking hebatnya, seranganku yang satu ini tidak akan bisa kau tahan." Ujar Mina.

DDRRRRSHH!!!

Tiba-tiba dalam jarak kurang dari satu meter di belakang Haram muncul sebuah tornado yang besarnya sama seperti tadi. Dengan putaran yang cepat, tornado tersebut menerjang Haram yang membelakanginya karena tengah menyerang di hadapannya. Mina yang berada dihadapannya

"Sial, kalau Aku membuat tornado untuk melawan tornado miliknya, maka pertahananku akan dengan... Ah!"

WHOSSHHH!!!

Dalam waktu yang sangat singkat, Haram berhasil menemukan cara Dengan segera setelah ia melepaskan serangannya terhadap Mina, ia memutar badannya dengan cepat layaknya ballerina yang tengah menari di tengah panggung. Putaran Haram berhasil membuat tornado yang 2 kali jauh lebih besar dari tornado milik Mina. Tornado dengan Haram sebagai poros putarnya, menjadikan hal ini sebagai pertahanan sempurna sekaligus serangan yang mematikan.

DUAK!!!

Hal tersebut membuat Mina terkejut dan terpental cukup jauh.

"Ooh, luar biasa. Haha. Nampaknya memang benar, anak itu sudah tidak perlu latihan lagi. Ah, mungkin pertarungan ini menjadi ajangnya latihan." Ujar Rose yang tengah memperhatikan dengan seksama pertarungan juniornya dengan orang asing yang bernama Mina.

"Kemampuan improvisasinya juga bagus." Tambah Irene menghampiri Rose.

"Ah Irene, Gimana luka Chiquita dan yang terkena sayatan angin tadi?" Tanya Rose.

"Sudah sembuh kok. Luka kecil gitu doang mah gampang." Jawab Irene.

"Eh, tapi kamu kok malah gak
ngebantuin Haram?" Tambah Irene.

"Hmm, kenapa ya?? Gak tau tuh." Canda Rose.

"Yee, ntar kalo kenapa-napa sama Haram gimana?" Tanya Irene.

"Tidak akan terjadi apa-apa. Meski Aku hanya memperhatikan, tapi sebenarnya Aku selalu siaga jika terjadi serangan yang benar-benar membahayakan nyawanya." Jawab Rose.

DUARR!!!

Tepat setelah Rose berbicara, Haram terpental jauh.

"Tuh liat! Bantuin sana!" seru Irene.

"Yap Aku melihatnya. Dia masih bisa berdiri. Meski dengan luka di sekujur tubuhnya, dia masih bisa berdiri. Itu tandanya, dia belum menyerah." Ujar Rose tenang.

Dalam waktu yang singkat, gadis tersebut berhasil mengambil alih pertarungan atas Haram dan membuatnya terluka. Dan kelelahan. Irene tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia pergi meninggalkan Rose untuk kembali menemani Chiquita dan yang lainnya. Irene sempat menoleh ke belakang. Dilihatnya tangan Rose yang bergetar. Menahan hasratnya untuk menolong adik kelasnya.

"Haah, dasar Rose." Ujar Irene dalam hati.

"Sudahlah. Aku yakin sebenarnya Rose sangat ingin menghajar habis-habisan gadis yang telah membuat juniornya itu terluka. Tapi jika ia melakukan hal itu, maka itu artinya dia tidak percaya terhadap kemampuan juniornya sendiri dan hal itu akan melukai harga dirinya." Ujar SinB.

"Diih, SinB super banget perkataannya." Canda Lisa.

"Iya. Tumben-tumbenan nih Mbih." Tambah Jisoo.

"Tapi liat deh, Nampaknya si Mina itu belum serius bertarung. Liat aja, Tidak ada setetes pun keringat mengucur di pelipisnya." Ujar Jisoo.

"Ya, Dan itulah yang membuat Rose saat ini khawatir. Melihat adik kelasnya kelelahan ditambah luka di tubuhnya sementara lawannya belum serius dalam menghadapinya." Tambah SinB.

DUARRSH!!!

Kembali, ledakan yang terjadi akibat 2 tornado yang saling bertubrukan terdengar. Kali ini Haram terpental cukup jauh hingga ia terjatuh di dekat Lisa dan yang lainnya. Luka sayatan di sekujur tubuhnya terlihat cukup parah. Haram tidak mampu untuk berdiri lagi. Nafasnya tersengal-sengal.

"Ya ampun. Haram!" seru Irene sambil berlari ke arahnya.

DRAP!!!

Rose berlari dengan cepat menghampiri juniornya. Dilihatnya luka sayatan yang menutupi tubuh Haram.

"Apa hanya segitu kemampuanmu?!" seru Mina sambil memainkan bola angin di kedua tangannya.

WHUSSHH!!
DUAK!!!

Dalam sekejap, Rose sudah berada di hadapan Mina yang lengah dan melancarkan tendangan ke arah dagunya dan membuatnya terpental jauh.

"Kau lihat gerakannya?" Tanya SinB melongo.

"Tidak." Jawab Irene, Lisa dan Jisoo serentak.

"Habislah sudah, Mina. Rose marah besar sepertinya." Ujar SinB.

Belum sempat Mina terjatuh ke tanah, Rose melompat tinggi untuk kembali menghajarnya.

DUAR!!!

Sambaran petir hitam menghalangi Rose untuk kembali menghajar Mina.

"Wow wow wow. Aku kira ini saatnya kau memerlukan bantuanku, Kak Mina." Ujar gadis yang tadi sempat menawarkan bantuan kepada Mina.

"Pergi Zuha! Aku bisa menghadapinya. Lagipula, tidak adil kalau 2 lawan 1." Ujar Mina sambil mengusap dagunya yang kesakitan.

"Kazuha?!" seru Jisoo.

"Ah, halo Kak Jisoo. Apa kabar? Oh iya, kenang-kenangan dari Kakak masih ada." Ujar Kazuha.



























Nyongan yeorobun author sudah up untuk part kali ini









See ya in the next update 👋👋👋👋👋👋👋👋👋👋

The HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang