2. Mentari(?)

917 76 3
                                    


*

****

Salena sedang menikmati mie goreng miliknya di kantin kampus. Di sini, ada beberapa kantin yang tersedia. Kantin fakultas, kantin rektor dan dosen, dan yang terakhir kantin umum.

Biasanya para mahasiswa akan lebih memilih kantin di fakultas masing-masing karena jaraknya yang tidak jauh. Tapi Salena berbeda. Salena lebih suka menghabiskan waktu di kantin umum yang tidak terlalu ramai sambil menunggu jam untuk kelas selanjutnya.

Katakanlah Salena aneh, Salena tidak peduli.

Dia bahkan sudah bersusah payah melepaskan diri dari Lyony selagi ada kesempatan. Tadi memang Lyony keluar kelas bersamanya, tapi perempuan itu tertahan oleh salah satu temannya yang lain. Dan Salena tentu tidak mau repot-repot menunggu.

Sedang asyik menikmati mie nya, seseorang duduk di hadapan Salena. Padahal Salena yakin kantin ini masih memiliki banyak meja yang kosong. Kenapa lelaki ini harus duduk di depan Salena?

"Sorry, gue lagi gak mau berbagi meja." Ucap Salena ketus. Salena tidak peduli jika cowok itu akan tersinggung.

"Oh, gak apa-apa. Gue mau makan mie kok, bukan mejanya."

Ini ceritanya dia sedang bercanda? Apa ada raut wajah ingin bercanda dari Salena?

Tidak ingin menanggapi, Salena membereskan makanan dan minumnya, bersiap untuk pindah meja.

"Eh, lo mau kemana?"

"Ke meja yang gak ada orangnya."

"Ck. Gak usah baper gitulah, duduk aja sini. Nanti kalau makanan gue dateng, gue yang pindah."

Setelah lancang duduk di depan Salena, sekarang dia berani memegang tangan Salena!?

"Lepasin tangan gue." Ucap Salena tegas.

"Gak, sampai lo duduk lagi di sini."

"Gue duduk, tapi lo pergi."

"Oke, oke."

Salena kembali duduk setelah cowok itu pergi, berpindah ke meja sebelah. Tidak apa-apa, selagi dia tidak menghalangi pemandangan Salena.

"Boleh gue tau siapa nama lo?"

Masih belum menyerah ternyata. Kenapa di dunia ini selalu ada orang-orang yang hobby mengganggu ketenangan orang lain? Tidak ada Lyony, ganti cowok di sampingnya ini.

"Gak punya nama,"

"Bisa bercanda juga ternyata. Gue Raigan, kayanya bakal impas kalau lo sebutin nama lo."

Salena hanya diam, malas merespon. Ia hanya ingin cepat-cepat menghabiskan makanan nya dan pergi dari sini.

"Mbak Mentari, ini kopi buat di take away nya."  Ucap salah satu pelayan yang membawakan kopi pesanan Salena dengan polosnya.

Salena hanya mengangguk pada pelayan itu, dan setelah dia pergi, barulah Salena melirik sedikit ke arah cowok yang bernama Raigan itu.

"Hai, Mentari. Salam kenal ya,"

Salena mendelik tajam mendengar nada sindiran dari sapaan Raigan. Pasti dia merasa menang sekarang.

*****

Salena memandang kesal pada setiap air hujan yang jatuh di depannya. Dia benci hujan. Hujan selalu membuatnya teringat urutan hari menyebalkan yang dia lewati dulu. Dan hujan juga selalu menyusahkan Salena.

Salena terdiam sejenak di koridor. Ia lupa membawa payung. Satu-satunya cara untuk pulang dengan selamat adalah naik taksi. Akhirnya, Salena memutuskan untuk memesan taksi online di ponselnya.

Mentari & Semestanya [COMPLETED] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang