23. Tidak Suka

573 62 6
                                    


*

*****

"Rai,"

"Hm?"

"Kayanya di nada yang itu gue punya saran buat liriknya," ucap Salena yang sudah mendengar berulang kali nada yang diciptakan Raigan dari petikan gitarnya.

Bagi yang belum tahu, Salena dan Raigan ini sama-sama mengambil program study musik. Hanya saja fokus mereka berbeda. Tadi, Raigan meminta Salena membantu membuat sebuah lagu untuk tugasnya.

"Coba, Sal." Pinta Raigan.

Sadarku di sepelekan,

aku dianggap kecil,

tapi tak apa-apa...

Lirik yang menyinggung dirinya sendiri. Karena mungkin memang seperti itu pandangan orang-orang pada Salena.

Terutama Gita dan Alvin.

"Bagus, Sal."

"Kayanya gue cuma bisa nyumbang segitu, Rai. Lagi gak fokus gue."

"Kenapa? Lagi ada pikiran?"

Sebenarnya, Salena ragu untuk bilang atau tidak pada Raigan. Tapi memang kenyataannya dia tidak fokus. Percuma juga kalau Salena tetap berpura-pura.

Salena menggeleng, "Gue laper."

Raigan tersenyum, "Oh, Mbak Mentari laper? Mau makan dulu?"

Salena mengangguk.

"Ya udah ayo," Raigan menyimpan gitar juga pulpen yang bertengger di telinganya. Cowok itu bangkit dan mengajak Salena untuk ikut berdiri.

"Ayo, Sal? Katanya laper? Ayo cari makan, mau apa?"

Salena kembali ragu, takut ditertawakan oleh Raigan.

"Gue, pengen odading, Rai."

"Odading? Jam setengah 10 malem, Sal?"

Salena kembali mengangguk.

"Nyari tukang odading jam segini dimana?"

Salena juga tidak tahu. Dia juga tidak pernah membeli odading jam segini. Tapi Salena sedang benar-benar ingin jajanan manis itu.

"Gue juga gak tau, tapi maunya odading, Raigan."

"Ya udah, iya. Ayo, kita cari odading."

Salena langsung semangat. Di bangkit dari duduknya dan menghampiri Raigan.

Mentari & Semestanya [COMPLETED] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang