******
Pagi ini, Salena tidak menggunakan kacamata nya dan mencoba menggunakan softlens yang Salena beli beberapa minggu lalu tapi belum pernah di pakai.
Walau awalnya sulit dan terasa perih, pada akhirnya Salena bisa menggunakan softlens itu dengan nyaman. Pokoknya, Salena ingin terlihat berbeda kali ini.
Salena menyapukan sedikit blush pada pipi nya agar terlihat merona, juga maskara agar bulu matanya melentik. Padahal biasanya dia hanya menggunakan pewarna bibir, bedak, dan pensil alis.
Setelah selesai, Salena langsung mengambil tas dan juga kotak makan yang sudah di isi dengan bubur buatannya sendiri. Sengaja Salena buatkan untuk Raigan.
Benar, perasaan seperti ini memang mampu membuat seseorang lupa diri. Padahal mati-matian Salena menyangkal dan menghindari, tapi pada akhirnya Salena juga yang menyerah dan membiarkan dirinya ikut masuk dalam permainan Raigan.
Asalkan Raigan tidak tahu perasaan Salena, semua akan baik-baik saja bukan?
Tragedi antara Salena dan Alvin dulu tidak akan terulang, kan?
Merasa semuanya telah siap, Salena langsung menuju pintu dan membukanya. Bertepatan dengan itu, Salena melihat lagi-lagi Raigan sudah berada di sana. Dan sepertinya baru akan menekan bel.
"Raigan? Lo kok di sini?" Tanya Salena, sedikit terkejut karena Raigan terlihat sehat di sana.
"Mengutip kata seseorang, gue tinggal jalan kaki supaya sampai ke sini."
Itu susunan kata yang pernah Salena ucapkan pada Raigan.
"Lo udah sembuh?" Salena mengabaikan candaan Raigan tadi.
"Kaya yang lo liat, Sal. Tinggal pilek dikit, gampang lah."
"Kok bisa?"
Maksud Salena, bagaimana bisa Raigan sembuh secepat itu?
"Lo mau nya gue masih sakit ya?"
"Ya gak gitu, cuma cepet banget perasaan."
"Berkat bantuan lo juga kan, sama doa dari Mama."
Doa dari Mama ya?
Sesayang itu Mama Raigan pada anaknya. Sedangkan Mama Salena?
Menanyakan kabar Salena saja tidak pernah. Hanya mengirimi pesan jika sudah mentransfer biaya kuliah dan kebutuhan Salena, itu pun sebulan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari & Semestanya [COMPLETED] (Revisi)
Teen Fictionselesai : desember 2023 Pernahkah ada yang peduli apa yang terjadi pada Mentari saat hujan? Jawabannya adalah, Ada. Dia, matahari lain yang memaksa Mentari keluar dan mengakhiri mendung. Hingga akhirnya perlahan Mentari bisa bersinar kembali. Tapi...