*****Minggu pagi adalah hari yang biasa Salena gunakan untuk beres-beres rumah. Seperti hari ini, dia membersihkan kamar utama yang mana dulu di tempati oleh kedua orang tuanya.
Salena rindu mereka.
Tapi, semuanya sudah tidak lagi sama.
Salena membersihkan debu-debu yang ada, karena hampir dua minggu ini dia tidak sempat membersihkan kamar ini. Dan matanya menangkap sebuah album foto yang mulai usang.
Entah karena terlalu lama, atau karena memang tidak terawat.
Bukannya Salena tidak mau menyimpannya dengan baik, tapi Salena terlalu sedih untuk sering-sering melihat isinya.
Bel rumah berbunyi, dan lagi-lagi mengundang tanya bagi Salena.
Siapa yang datang? Raigan lagi? Tapi mau apalagi dia?
Salena berjalan mendekati pintu, kembali mengintip siapa yang datang.
Bukan Raigan. Tapi Lyony.
Darimana dia tahu rumah Salena?
Dan mau apa dia?
Salena membukakan pintu, terlihat Lyony yang langsung tersenyum ceria melihat Salena.
"Pagi, Salena!" Sapaan yang biasanya hanya Salena dengar di kampus, sekarang mulai mendatangi rumahnya.
"Lo tau rumah gue darimana?"
Lyony tersenyum seperti tidak berdosa, "Tuh,"
Salena mengikuti arah pandang Lyony yang menunjuk ke samping kanannya. Membuat Salena sedikit keluar dari daun pintu.
Raigan, di sana. Melambaikan tangan dan tersenyum pada Salena seolah mereka sudah sedekat itu.
Salena pikir dia akan pusing karena harus melawan dua orang. Ternyata lebih parah karena dua orang ini justru bersatu menyerang Salena.
"Langsung aja, lo mau apa?" Tanya Salena pada Lyony, mengabaikan Raigan dengan kenarsisan nya.
"Ini, gue bawain lo kue bikinan Mama gue. Cobain ya, lo pasti suka." Lyony mengulurkan sebuah kotak makan pada Salena.
"Gak usah repot-repot. Gue gak mau."
"Senggaknya lo cobain dulu, Sal. Kalau gak enak gak apa-apa lo muntahin aja."
"Gue gak mau, Lyony."
"Please, Salena..."
"KALAU GUE BILANG NGGAK YA NGGAK, NGERTI GAK SIH?"
Selalu seperti ini. Lyony selalu memaksa Salena menerimanya, padahal berulang kali Salena menolak. Salena benar-benar tidak lagi mau terikat apapun dengan orang lain.
"Lo kok gitu, Sal? Lyony udah coba baik sama lo, dia belain pagi-pagi ke sini buat nganterin lo makanan. Tapi gini ucapan makasih lo?"
Entah sejak kapan Raigan mulai mendekat dan berada di samping Lyony sekarang.
"Rai, udah, Rai." Sepertinya Lyony mencoba menenangkan Raigan.
"Gue gak butuh. Dan perlu lo inget, gue gak pernah minta."
"Senggaknya lo tau terimakasih, Sal. Lyony udah ngelakuin segala cara supaya bisa berteman sama lo. Harusnya lo sadar kalau Lyony itu tulus sama lo."
Tulus ya?
Apa iya?
"Sorry ya, Sal. Udah gangguin lo pagi-pagi gini. Udah maksa lo sama bikin keributan disini. Gak usah dengerin Raigan, emang gue juga yang terlalu maksa." Ucap Lyony lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari & Semestanya [COMPLETED] (Revisi)
Teen Fictionselesai : desember 2023 Pernahkah ada yang peduli apa yang terjadi pada Mentari saat hujan? Jawabannya adalah, Ada. Dia, matahari lain yang memaksa Mentari keluar dan mengakhiri mendung. Hingga akhirnya perlahan Mentari bisa bersinar kembali. Tapi...