12. New Fact

673 72 3
                                    


*

****

Salena menarik nafas lega saat emosinya mulai stabil. Nafasnya juga sudah kembali teratur. Hanya tinggal matanya yang memerah bekas menangis tadi.

Salena menatap cermin yang tersedia di atas westafel di dalam toilet ini. Dia kembali membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar.

Ini memang baru pertama Salena alami, tapi Salena pastikan tidak akan lagi terjadi. Sesesak apapun, Salena tidak akan lagi menangis karena Alvin. Salena pasti bisa mengatasi perasaan seperti tadi jika memang terjadi lagi, nanti.

Salena keluar dari toilet, dan sayangnya harus berpapasan dengan Ibu Raigan pdahal wajah Salena sedang kacau seperti ini. Semoga Ibu Raigan tidak menyadari hal itu.

"Eh, Salena."

Salena tersenyum simpul, menjawab sapaan lembut padanya itu.

"Loh, kamu kenapa? Habis nangis?"

Ternyata harapan Salena tidak terkabul.

"Ng-nggak, nggak kok, Tan. Ini cuma perih abis motongin bawang tadi." Elak Salena, dia menundukkan pandangan agar wajahnya itu tidak terlihat jelas.

"Coba sini," Ibu Raigan memegang dagu Salena, mendongakkan wajahnya pelan dan tentu Salena tidak bisa menghindar. "Jangan bohong, Salena. Kamu kenapa? Lagi ada masalah?"

Salena semakin merasa malu sekarang. Di hari pertama berkunjung, Salena sudah membuat drama seperti ini.

"Gak ada kok, Tan. Salena cuma tiba-tiba inget sama Mama, kebetulan Mama tinggal di Yogya sekarang. Salena lagi kangen aja."

Dalam hati Salena berdoa semoga dia bisa di maafkan karena telah berbohong pada Ibu Raigan.

"Iya, tadi juga Ony sempet cerita kalau kamu tinggal sendirian di sini."

Pantas cowok itu lama menyusul ke dapur, rupanya dia sedang membicarakan Salena?

"Raigan bilang apa aja, Tan?" Tanya Salena hati-hati, takut di kira kepo.

Ibu Raigan tersenyum, "Gak banyak kok. Mulai sekarang, kamu jangan ngerasa sendirian lagi ya, Salena. Anggap aja ini keluarga kamu juga. Pintu rumah ini akan selalu terbuka lebar buat kamu."

Mendadak Salena jadi ikut terharu. Tadi dia hanya asal menjawab, tapi ucapan Ibu Raigan mampu menyadarkan hatinya bahwa sebenarnya Salena memang merindukan Mama nya.

Lebih tepatnya, Salena rindu keluarganya yang dulu.

"Makasih ya, Tan. Keluarga Tante udah baik banget sama Salena." ucap Salena tulus.

"Keluarga kamu juga, Salena. Jangan panggil lagi Tante ya? Panggil aja Mama. Pacarnya Bila juga panggil Mama kok."

Mentari & Semestanya [COMPLETED] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang