19. Is it Wrong?

672 73 1
                                    

*****

*****

"Lyony, Sal."

Memang Salena harus menjawab apa? Melarang Raigan menerima panggilan itu? Lyony kan juga temannya, siapa tahu memang ada keadaan mendesak.

"Tinggal angkat, Rai." jawab Salena akhirnya.

"Halo, Ly?"

"..."

"Oh, ada kok sama gue. Kayanya gak bawa hp."

"..."

"Ini lagi ngumpul di saung kosan gue."

"..."

"Boleh. Sini aja, Ly."

"..."

"Ck. Santai, rame-rame kok di sini."

"..."

"Oke, hati-hati ya."

Raigan menyimpan kembali ponselnya, lalu kembali beralih pada Salena. Jika tebakan Salena tidak meleset, sepertinya Lyony akan datang ke sini.

Atas izin Raigan.

"Sal, Lyony nanyain lo. Katanya dia telepon tapi gak lo jawab. Lo gak bawa hp ya?" tanya Raigan, yang langsung mendapat anggukan dari Salena.

"Iya, hp nya gue tinggal. Gue kira gak akan ada yang hubungi juga."

"Tadi gue bilang kalau lo lagi sama gue di sini, terus dia nanya boleh ikut gabung gak katanya. Jadi gue suruh ke sini aja, gak apa-apa kan?"

Tentu tidak apa-apa. Lyony juga kan teman Salena, juga Raigan. Hal yang sangat wajar jika dia ikut bergabung bersama mereka. Toh, di sini juga banyak teman-teman Raigan yang lain.

Itu yang ada di pikiran Salena. Tapi, hatinya seperti membisikkan hal lain.

Salena mengangguk lagi, "Gak apa-apa, Rai. Jarang-jarang dia ikut ngumpul selain pulang ngampus."

"Lyony beneran ke sini, Rai?" Sepertinya Panji juga mendengar ketika Raigan memberitahu Salena tadi.

"Yoi," Jawab Raigan singkat.

Mentari & Semestanya [COMPLETED] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang