24. Tidak Suka (2)

542 59 0
                                    

******

******

Salena kali ini tidak bisa pulang bersama Raigan, karena Dika, satu-satunya sepupu yang dia punya dari Mama nya, tiba-tiba mengabari sudah menjemput Salena di depan kampus.

Sekarang mereka berada di rumah Salena, membicarakan cukup banyak hal karena sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Terakhir kali saat pemakaman Papa Salena dulu.

"Jadi kenapa lo gak ikut nyokap, Tar?" tanya Dika.

Di keluarganya, Salena memang di panggil Mentari. Jika perlu dijelaskan, sebenarnya hanya Gita dan Alvin yang menyebutnya Salena. Agar membedakan, kata mereka.

Dan ternyata panggilan itu digunakan juga oleh Lyony dan Raigan.

"Lo tau kan gue susah berbaur sama keluarga suami Mama? Ditambah, gue gak mau jauh dari Papa, Ka."

"Kalau gitu lo bisa tinggal sama gue, daripada di sini? Sendirian? Toh rumah gue juga masih daerah Jakarta, lo tetep bisa ngunjungi makam alm. bokap lo kapanpun."

Salena tidak pernah berpikir kesana. Dia tidak mau menjadi beban bagi keluarganya yang lain.

"Kasian Om Afif, gue gak mau nyusahin kalian."

Dika ini broken home sedari kecil. Dia hanya tinggal dengan Ayahnya. Dulu, Salena sedekat itu dengan Dika, sudah seperti pada adik sendiri. Terlebih selisih usia mereka hanya 2 tahun. Dika baru akan masuk perguruan tinggi tahun ini.

"Bokap jarang di rumah, dia sibuk bolak-balik label. Ayolah, Tar. Itung-itung temenin gue. Biar kalau gua kuliah nanti ada lo yang bantuin."

"Sialan. Gue keep dulu deh, tawaran lo."

"Anjirlah, gue udah jauh-jauh ke sini padahal."

Dika pamit pulang, dan tentu Salena mengantarnya ke depan rumah. Ternyata di luar langit sudah mulai menjingga.

"Itu cowok di depan siapa, Tar? Perasaan gitu banget ngeliat ke sini nya."

Salena memperhatikan siapa orang yang dimaksud Dika. Ternyata Raigan.

Memang, tatapannya agak sedikit menyebalkan.

"Oh, itu Raigan. Temen gue."

"Temen? Atau pacar lo?"

"Temen, Dika! Astagfirullah. Pergi sana lo, emosi gue jadinya."

"Ganteng sih, Tar, lumayan. Tapi masih gantengan gue."

"Serah, terserah!"

*******

Raigan memperhatikan semuanya dari saung. Seorang cowok bertubuh tinggi itu keluar dari rumah Salena dengan wajah Salena yang terlihat bahagia.

Mentari & Semestanya [COMPLETED] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang