7. Roti Bakar

643 79 10
                                    


*****

Raigan seperti bermimpi. Sekarang, di belakangnya, ada Salena yang duduk di atas jok motor Raigan. Hal yang tidak pernah terbayangkan akan terjadi sebelumnya.

Raigan kira ia akan mendapat penolakan setelah mendatangi cafe yang di maksud Lyony. Rupanya tidak. Salena benar-benar menurut pada Lyony!

Apa mereka sudah baikan sekarang?

Eh, salah. Maksud Raigan, apa mereka sudah benar-benar berteman sekarang?

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Raigan sampai di rumah Salena. Dia memberhentikan motor tepat di depan gerbangnya.

"Nih, helm lo. Makasih."

Makasih? Seorang Salena mengucapkan terimakasih!?

"Sama-sama," Raigan menerima helm yang di berikan Salena. Helm yang Raigan pinjam dari Panji, karena kondisi mendadak dan Raigan hanya memiliki satu helm.

"Udah sadar, temen sebaik apa Lyony?" Sindir Raigan.

"Iya, thanks udah bantu nyadarin gue."

Dua kali, gais! Dua kali Salena mengucapkan terimakasih pada Raigan!

"Syukurlah. Sem--"

Sialan. Baru saja Raigan mengira Salena sudah mencair, rupanya Raigan salah. Bahkan Salena pergi sebelum Raigan selesai berbicara!

Sabar, Raigan. Dua kali terimakasih adalah perkembangan yang cukup pesat sejauh ini.

Ponsel Raigan berdering, membuat Raigan sedikit kelimpungan mencari. Saku jaket kanan, kiri, tidak ada. Saku celana juga tidak ada.

Dimana handphone Raigan!?

Oh iya, Raigan lupa. Tadi kan ia simpan ke dalam tas punggungnya.

Raigan langsung mengambil ponsel dari tasnya, dan melihat siapa penelepon itu. Rupanya Panji.

"Halo, Ji?"

"Rai, masih dimana? Gue nitip makanan ya!"

"Gue udah di depan kosan,"

"Yah elah, lo gimana sih? Kabarin dulu napa sebelum sampai kosan."

Harap di maklum. Panji ini memang sedikit kurang waras. Hanya sedikit. Karena banyaknya tidak waras.

"Mau apa emang lo?"

Terpaksa. Hitung-hitung tanda terimakasih untuk helm yang Raigan pinjam.

"Nah gitu dong. Apa aja, yang penting bisa di makan. Pecel juga boleh."

"Ya udah, gue pergi lagi."

Raigan langsung mematikan panggilan.

******

Setelah antrean yang cukup panjang, seporsi pecel akhirnya sampai di tangan Raigan. Kalau bukan karena Panji adalah teman baiknya, Raigan tidak akan sudi mengantre selama ini.

Bayangkan, dari senja yang indah, sampai gelapnya malam yang hitam. Selama itu Raigan menunggu.

Raigan jadi heran, kenapa banyak orang doyan pecel? Kenapa!?

Mentari & Semestanya [COMPLETED] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang