Ep 22 : Tetap Profesional

5.4K 485 40
                                    

Markie sudah kembali aktif kerja di kantor dan langsung disambut dengan berkas yang ditumpuk setinggi gunung di atas mejanya. Selain itu, jadwal meeting-nya baik dengan klien dan para direksi juga penuh. Jadi, meskipun seharian ini Markie dan Hadian berada di bawah atap yang sama, mereka belum sempat bertemu sama sekali dari pagi. Bahkan saat jam makan siang nanti pun, keduanya masih tidak dapat bertemu dikarenakan Hadian sudah ada janji makan bersama klien di luar kantor.

Maka itu, di sela waktu singkat ketika Markie baru selesai meeting dan sebelum Hadian berangkat, mereka berjanji untuk bertemu di ruangannya Hadian.

Jaeden, pemuda jompo yang sedang membaluri keningnya pakai fresh care itu menyaksikan langkah ragu Markie berjalan ke ruangan atasannya.

"M-mau kasih berkas yang sudah di-approve doang kok," alibi Markie. Padahal Jaeden diam saja, tapi Markie malah memberi penjelasan yang tidak diperlukan dengan gelagapan sendiri.

"Jangan lupa gordennya ditutup ya, Pak," ujar Jaeden bikin Markie tertawa kaku sambil mengangguk, baru lah dia masuk dan tidak lupa juga mengikuti saran Jaeden untuk menutup tirai ruangan Hadian.

.

.

.

"Hai," sapa Markie begitu selesai menutup tirai. Hadian yang lagi beresin beberapa barangnya buat dia bawa pergi ketemu klien nanti, langsung berhenti dan nahan senyum. Dia enggak mau kelihatan terlalu senang disamperin sang pacar, gengsinya besar memang.

"Ngapain?" tanya Hadian pura-pura tidak tahu.

"Udah lama gak ketemu," kata Markie, padahal setiap hari juga ketemu.

"Apaan, sih?" Kali ini Hadian tidak bisa menahan kekehannya, luruh sudah tembok pertahanannya.

"Mau isi batre?" tawar Markie sambil merentangkan kedua tangannya. Si lelaki bersurai coklat tersenyum lebar sebelum berlarian kecil ke arah Markie, memeluk erat cowo itu. Padahal baru setengah hari berlalu, tapi kesibukan hari ini sudah cukup menguras energi keduanya. Maka ritual baru yang sering mereka lakukan semenjak pacaran ini nyatanya manjur untuk mengurangi kepenatan itu.

Haha, enaknya memang kerja sambil pacaran.

Tapi tentu tidak semuanya menjadi lebih manis setelah pacaran. Baik Markie dan Hadian tetap menjaga profesionalisme mereka dalam bekerja. Jika salah satu membuat kesalahan maka yang lainnya tidak segan menegur. Jika ada perbedaan pendapat, tetap saja tidak ada yang mudah mengalah dan terus berdebat. Apalagi perkara approval Analyst yang paling manjur bikin Hadian naik pitam, maka Markie juga tidak segan mengeluarkan kalimat pamungkasnya.

'Tolong, lebih teliti lagi.'

'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CONTRAST | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang