Haechan dan Mark. Kalau kata orang sekitar, mereka itu bagai Air dan Minyak, enggak bisa nyatu soalnya sangat kontras.
Haechan galak dan Mark kalem.
Haechan banyak bacot dan Mark minim bicara.
Haechan ditakuti dan Mark disenangi.
Walau begitu, kedua...
Kenalin, ini Jian, karyawan baru di divisi Marketing 1. Fresh from the oven banget nih, baru wisuda kemaren eh hari ini langsung masuk hari pertama kerja.
Jian sekarang lagi di dalam lift yang belum dia pencet tombolnya, bikin lift itu enggak bergerak ke lantai manapun. Bukannya Jian lupa, dia cuman heran kenapa tombol pada lift yang ia naiki ini hanya ada sampai lantai 20 sedangkan ia diinformasikan oleh HRD untuk kumpul di lantai 24. Dia pun memutuskan untuk menghubungi bala bantuan, yaitu temannya yang sudah enam bulan lebih duluan bekerja di perusahaan ini juga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak terharapkan, Carmel bukanlah teman yang solutif. Jian gigit jari, dia panik walaupun jam masuk kantor masih ada kurang lebih satu jam lagi. Ia lalu coba kumpulkan keberanian untuk bertanya kepada satpam sambil menghitung dari satu sampai tiga.
'oke, satu ... dua ... ti-'
"Halo, ada yang bisa dibantu?"
Tiba-tiba sesosok pria berkacamata dengan hoodie hitam dan ransel asus menepuk pundak Jian. Bagai malaikat yang dikirim oleh Tuhan kepada manusia super introvert seperti Jian, pria itu bersedia membantunya tanpa menghakimi setelah Jian melontarkan pertanyaan yang ia kira akan membuat dirinya terlihat bodoh.
"Lift bagian situ memang cuman sampai lantai 20, kalau lift yang bagian sini buat lantai 21 ke atas."
"Oh, begitu. Terima kasih, hm ...."
Lagi-lagi Jian dilema.
'Ini panggilnya apa, ya? Pembawaannya dewasa banget, tapi mukanya macem anak muda. Mau panggil 'Pak' tapi takut kesannya ketuaan, kalau 'Kak' juga takutnya sok iye. Tapi ... Tapi ... Tapi ....'
"... Mas." adalah opsi yang terpilih dari hasil perang batin Jian.
"Mari, saya juga ke lantai 24." Orang itu mengangguk kecil lalu masuk ke dalam lift, Jian pun mengikutinya dan berdiri di sebelahnya. "Karyawan baru, ya?"