Ep 12 : Penampilan

5.6K 544 39
                                    

Hari ini hari Jum'at, jam dua belas siang atau jam istirahat makan siang. Geng Sesepuh Agung lagi berkumpul makan siang bareng di kantin basement, yaitu Markie, Hadian, Reyan, Janez, dan Jaeden. Kelima orang tersebut lagi ngidam makan ayam kalasan yang memang terkenal enak di kantin kantor mereka.

"Perasaan minggu ini gua liat-liat lu udah pake kemeja itu dua kali dah, Kie. Kalo gak salah hari Selasa kemaren juga lu pake itu," kritik Hadian yang selalu tidak pernah puas dengan penampilan Markie.

Markie langsung berhenti makan untuk memeriksa pakaiannya sebelum melihat ke arah Hadian di hadapannya. "Beda warna ah, Di. Modelnya emang sama, soalnya waktu itu buy 1 get 1."

"Eh, lumayan tuh Pak. Beli dimana yang dapet promo kayak begitu?" tanya Jaeden tertarik dengan promo menggiurkan.

"Di Ramaya*a, Jed. Tapi itu juga promo akhir tahun kemaren sih, gak tau sekarang masih ada apa enggak." Markie lanjut makan, Jaeden sendiri mengangguk dan langsung buka website Ramaya*a dari ponselnya.

Hadian tertegun, meski sudah hapal Markie dari bibit bebet bobotnya, dia masih tidak habis pikir akan kebiasaan belanja lelaki itu. "Gak ada baju lain apa?"

"Masih di laundry."

"Baju lu cuman itu itu aja emangnya? Beli baru lah anjir, dari tahun kemaren itu itu mulu. Terus belanjanya ke PS kek atau PI, Ramaya*a terus. Sekali-kali hedon buat diri sendiri juga gapapa kali, Kie."

"Iya, iya."

Ketiga orang lainnya bergeleng-geleng, memang hanya Hadian seorang yang hobi sekali mengkritik Markie yang begitu mereka puja.

"Lu jangan galak-galak mulu napa sama Bapak gua," celetuk Janez. "Pak, lo pake baju belel atau celana balon juga tetap ganteng. Gak usah dengerin setan satu itu, oke?"

Janez merangkul pundak Markie dan tepuk-tepuk dada atasannya itu sambil berikan tatapan sinis ke Hadian, tentu saja Hadian tidak tinggal diam, ia tatap balik Janez tak kalah bengis.

Hadian tuh suka greget sama penampilan Markie dari dulu, meskipun pas udah kerja ini lebih mendingan karena harus pakai pakaian formal. Dulu tuh Markie wujudnya kayak wibu, pakai hoodie atau jaket mulu, udah gitu kan dia berkacamata yak, komplit banget deh. Padahal sebenarnya Hadian sadar kalau sahabat karibnya itu memiliki tampang dan proporsi tubuh yang bagus ... sangat sangat bagus malah. Tapi sayangnya Markie tidak memanfaatkan privilege dari Tuhan yang diberikan kepadanya sejak lahir tersebut, ia tipe orang yang tidak begitu mempedulikan penampilannya. Dan hal itu sangat bertolak belakang dengan Hadian yang selalu tampil maksimal, bahkan tak pernah lupa menata rambutnya setiap hari kalau keluar rumah meski hanya ke minimarket di lantai bawah apartemen-nya.

Selain itu, Markie ini orangnya super pelit. Bukan, bukan pelit ke orang lain, dia mah murah hati banget. Tapi pelit ke dirinya sendiri. Gaji besar dan segala penghasilan lainnya sebagian besar ia berikan kepada orangtuanya, badan amal, baru sisanya buat kebutuhan hidupnya sehari-hari atau ditabung. Ia tipe orang yang baru akan beli atau ganti jika memang sudah tidak layak pakai saja.

Yah, memang ada sedikit latar belakang yang mendorongnya menjadi super efisien seperti sekarang ini sih. Tapi kita bahas di lain waktu saja, yah intinya masalah ekonomi keluarganya semasa dia SMA lah. Nah, walaupun sekarang kondisi ekonomi Markie bisa dibilang lebih dari cukup, alias nih orang sebenarnya sudah lebih dari makmur dan mapan, tapi menurut Hadian sih Markie ini masih terjebak dengan kebiasaan lamanya dan sulit diubah yaitu TERLALU IRIT.

.

.

.

Hari Sabtu yang damai tiba. Hadian sedang merapikan apartemen-nya dengan telaten dan menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri diiringi musik Jazz dari speaker besar yang menggema di seisi ruangan. Ia akan menyantap sepotong Tenderloin medium rare buatannya sendiri sambil live di IG setelah seharian lelah menjelajahi PIM pada siang hari tadi.

CONTRAST | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang