Di pagi hari yang cerah, Hadian tiba di kantornya lebih awal. Baru saja memarkirkan mobilnya, dia melihat Reyan yang juga baru keluar dari mobilnya.
"Woy, Reyan!" panggilnya, bikin sosok yang keluar dari mobil sedan silver itu menoleh dan menghampiri Hadian.
"Pagi amat lu, Di."
"Gue emang biasa dateng jam segini, ada juga elu yang tumben sepagi ini."
"Agak memalukan sih, tapi gue kebangun gara-gara token listrik gue bunyi lupa gue isi haha." Reyan sama Hadian ketawa kenceng, bagaimana bisa sehari setelah hari gajian token listrik Reyan malah habis? Tetangganya pasti mengira pemuda itu bekerja keras sampai malam setiap harinya tanpa digaji.
Kedua budak korporat itu berjalan menuju cafe yang ada di dalam gedung kantor mereka, memutuskan buat ngopi dulu sebelum jam masuk kantor. Reyan tampak sibuk dengan ponselnya, bikin Hadian penasaran lalu mengintip apa yang membuat kawannya itu senyum-senyum sendiri.
"Dih, masih main T*nder lu?" tanya Hadian tak menyangka kalau orang super realistis seperti Reyan akan terus menggunakan aplikasi kencan yang lagi viral itu
"Iseng doang gue, mau cari temen buat travel aja. Kebetulan ketemu orang yang lucu dari semalem."
"Bukannya di situ banyak orang bokep, ya?"
"Ya ... hoki-hokian aja sih, kalau gak suka kan bisa langsung left chat."
Hadian geleng-geleng kepala aja tuh, dia enggak begitu setuju sebenarnya dengan konsep aplikasi kencan seperti itu.
Seselesainya minum kopi, Hadian sama Reyan kembali bekerja seperti biasa. Lalu tiba juga waktunya di mana Hadian harus nyamperin Markie di ruangannya, sebab ada beberapa dokumen yang ia kirim, belum juga di-approve oleh Markie. Pesannya saja belum dibalas-balas sudah hampir setengah jam berlalu, dengan langkah menggebu-gebu pun Hadian pergi ke divisi Analyst. Baru saja dia mau nyelonong masuk ke ruangan Markie, Janez siap siaga menghadang Hadian.
"Wow, wow, wow. Dokumen lu belom di-approve? Sama, punya gue juga jadi sabar Bro. Di dalem lagi ada Nyonya besar dari PT NEO," jelas Janez sambil mendudukkan Hadian di kursi kosong depan mejanya.
"Hah? Ngapain tuh cewe gatel sampe datang sendiri ke sini? Udah setengah jam loh, anjir," kata Hadian dengan kepalanya celingukan liatin ruangan Markie yang tirainya tidak ditutup, jadi ia bisa lihat dengan jelas apa-apa saja yang terjadi antara kedua orang di dalam.
"Ya lu tahu aja, si mbak itu kan naksir sama Pak Markie. Dia klien gede yang kerjasama sama kita gara-gara ada Pak Markie. Maklumin aja udah," kata Janez.
Hadian menggerutu, apalagi ketika ia lihat wanita itu beberapa kali menyentuh tangan Markie sambil tertawa centil. Tak senang melihat itu, Hadian langsung berdiri dan pergi kembali ke ruangannya sendiri tanpa pamit pada Janez. Dia pun duduk di kursinya, suasana hatinya jadi buruk tapi ia tak dapat melakukan apapun. Satu, karena wanita itu adalah klien besar mereka. Dua, memangnya Hadian siapanya Markie sampai ia harus merasa tidak suka melihat interaksi intim barusan?
Ia pun mengambil ponselnya dan mulai mengirim pesan kepada seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTRAST | MarkHyuck
FanficHaechan dan Mark. Kalau kata orang sekitar, mereka itu bagai Air dan Minyak, enggak bisa nyatu soalnya sangat kontras. Haechan galak dan Mark kalem. Haechan banyak bacot dan Mark minim bicara. Haechan ditakuti dan Mark disenangi. Walau begitu, kedua...