Chapter 12. The Dragon Sins

1.6K 105 2
                                    

"aku akan menghentikanmu,Eric!!" Neil berlari sambil berteriak kencang menuju Eric.Dengan pedang katana berlapis api biru ditangan kanannya,Neil menebas Eric sekuat tenaga.Tapi Eric menepis serangan Neil dengan pedang miliknya.

"menghentikanku?...terlalu cepat seratus tahun untukmu menghentikanku..Chain Of Time!!" balas Eric tersenyum licik.Sesaat kemudian,mendadak rantai -rantau emas melesat keluar dari punggung Eric dan mengarah pada Neil

Neil secara reflek langsung melompat mundur kebelakang dan menjaga jarak dari Eric.Tapi rantai-rantai waktu Eric terus mengerjar Neil dengan cepat.Neil langsung saja menancapkan pedangnya ke lantai.

"Spiral Blast!" pekik Neil kencang.Seketika pusaran api langsung muncul dan menepis semua rantai waktu Eric. "hmph...aku sudah tahu semua kemampuanmu"

"tidak semua" balas Eric sambil melukis lingkaran sihir dengan tangan kirinya. "Dropped" ucapnya pelan

Seketika tubuh Neil terasa berat dan Neil terjatuh ke tanah.Ia bahkan tidak bisa menggerakkan satu jari pun.Rasanya seakan-akan ada batu besar yang jatuh menimpa Neil.

"dia memberatkan gravitasi disekitarku!!.Tapi seingatku dia tidak punya sihir gravitasi.Bagaimana bisa?" pikir Neil bertanya-tanya. "bagaimana kau bisa memiliki sihir ini,Eric?!" tanya Neil

"mudah saja.Sihir ini bukan milikku.Aku mencurinya dari seseorang" jawab Eric. "aku menguasai sihir yang bernama Ability Taker.Dengan sihir itu aku bisa dengan bebas mencuri sihir siapapun" lanjut Eric menjelaskan

Neil dengan sekuat tenaga berusaha bangkit.Tapi walaupun sudah berusaha,sihir Eric tetap mempengaruhi tubuh Neil.

"usahamu itu sia-sia,Neil"

"jangan meremehkanku!!" teriak Neil emosi.Kobaran api biru yang menyelimuti tubuh Neil tiba-tiba mengamuk dan membakar sekeliling Neil

Tanah tempat Neil berpijak mulai retak dan Neil perlahan bangkit.Cakar dan sisik naga mulai muncul di tubuh Neil.Setelah beberapa lama akhirnya Neil pun bisa berdiri tegak kembali.

Eric hanya tertawa kecil.Sementara Neil langsung berlari menghunuskan pedangnya pada Eric.Tapi walaupun begitu Eric tetap tak bergeming.Sampai akhirnya ujung tajam pedang Neil menembus pundak kiri Eric.

"kau yang melatihku sampai aku bisa sekuat ini.Jadi kau harusnya tahu seberapa jauh kemampuanku ini" ucap Neil tajam

Tubuh Eric berkedip beberapa kali.Walaupun tertusuk cukup dalam,Eric tidak menunjukkan ekspresi kesakitan sama sekali.Diwajahnya masih saja terpampang senyuman licik khas nya.

"itu benar.Aku tahu sejauh mana kehebatan kemampuanmu.Tapi lebih dari itu aku juga mengetahui semua...kelemahanmu" balas Eric

Eric dengan cepat mengcengram leher Neil dan mengangkat tubuh Neil ke atas.Neil meronta kehabisan napas.Tapi Eric belum juga melepaskan cengkramannya.

"ke-kelemahan?..ap-apa kelemahaku?!" tanya Neil

Eric dengan tenang mendekatkan wajahnya pada telinga Neil. "kelemahanmu adalah rasa hormat mu padaku.Saat kau menyerangku tadi,kau seharusnya bisa saja mengenai titik vitalku.Tapi kau menahan dirimu dan hanya melukai pundakku.Kau tidak mempunyai keberanian untuk menghabisiku" bisik Eric pelan lalu melempar tubuh Neil dengan mudahnya

Neil membentur dinding dan memuntahkan darah dari mulutnya.Eric mendekat ke arah Neil dan mencabut pedang yang menancap ditubuhnya.Tepat setelah pedang itu dicabut,pedang itu langsung lenyap terbakar oleh api biru.

"aku memang tidak bisa menang melawanmu.Tapi kau juga tidak bisa mengalahkanku.Takdir kita berdua itu bagaikan dua sisi cermin" ucap Eric sambil terus berjalam ke arah Neil

Dragon Slayer : The End Of legend (book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang