Chapter 14. Dark Ages

1.5K 103 3
                                    

"Ren,kau tidak boleh mati"

"cepat bangun.Jangan tinggalkan kami"

"kau harus bertahan,Ren"

"Ren!"

"Ren!!"

Suara bergema secara terus menerus berdengung kencang di daun telinga Ren.Begitu Ren membuka matanya,entah bagaimana caranya Ren berada di sebuah ruangan putih yang hanya terisi oleh dua buah kursi yang saling berhadapan.

"dimana ini?" tanya Ren pada dirinya sendiri sambil melihat keselilingnya.Hal terakhir yang di ingatnya adalah situasi di medan pertempuran.Setelah itu semua tiba-tiba gelap dan sekarang Ren ada di tempat antah-berantah ini

"tak kusangka kau yang akan menyusulku lebih dulu,Ren" ujar seseorang dari belakang Ren.Suara orang itu sangat tidak asing di telinga Ren.Ren hanya menghela napasnya panjang.Walaupun tanpa melihat ke arah sumber suara itu berasal,Ren sudah tahu pasti siapa orang itu

Ren tertawa kecil. "bodohnya aku.Seharusnya aku sudah tahu" ujar Ren sambil berbalik dan melihat Alexander yang berada tepat di belakangnya

"aku sudah mati,ya?" sambung Ren bertanya

Alexander hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.Sesaat kemudian,Alexander berjalan pergi dan duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan itu.

"kau mau ikut duduk?" tanya Alexander pada Ren

"jawab dulu pertanyaan ku" balas Ren

"tanpa kau tanya seharusnya kau sudah tahu jawabannya,bukan?"

Ren berpikir sebentar sambil memegang dagunya lalu akhirnya duduk di kursi yang satu lagi.Beberapa saat kemudian Ren yang memulai pembicaraan diantara mereka berdua.

"jadi,apa yang kita lakukan disini?" tanya Ren

"tidak ada" jawab Alexander singkat

"tidak ada?"

"iya.Hebat,bukan?.Itu adalah salah satu kehebatan tempat ini.Kau tak perlu melakukan apapun dan bisa bersantai selamanya" ujar Alexander dengan senyum lebar terpampang diwajahnya

"hei,aku serius.Aku baru saja mati,ingat?" balas Ren ketus dan menatap sinis Alexander.Tapi Alexander tetap saja bersikap santai tanpa menganggap serius perkataan Ren.

Ren hanya bisa mengalah sambil menghela napasnya. "kau masih saja seperti dulu.Kau adalah yang terkuat dan paling bijaksana diantara para Saint,tapi kau juga yang paling kekanak-kanakkan diantara kami semua" ujar Ren

"aku bukan kekanak-kanakkan,aku hanya tak mampu besikap serius" balas Alexander dengan sikap riangnya

Ren menghela napasnya lagi.Sesaat kemudian Ren melihat ke sekelilingnya dan memperhatikan ruangan dimana ia dan Alexander sekarang berada.

"jadi,kau selama ini kau berada ditempat ini?" tanya Ren

"ya,begitulah"

"sendirian?" tanya Ren lagi

"memangnya kau lihat ada orang lain ditempat ini?" balas Alexander. "ngomong-ngomong setelah kematianku,bagaimana kabar di Alesia?"

"banyak yang telah terjadi.Pertama,organisasi bernama Deadly Serpent menyerang Alesia.Bersamaan dengan itu kita kehilangan raja Alesia.lalu,Rouge,Ellis,Jio,Vivian dan Orion berkhianat,sementara Lucius mati secara misterius.Dan sekarang Alesia sedang berperang dengan Grigolin"

"seburuk itu?" tanya Alexander dengan ekspresi kurang percaya

"ya,kenyataannya memang seperti itu.Ini semua salah Eric.Dia adalah orang yang menyebabkan semua ini" ujar Ren emosi. "dan karena Eric juga,sekarang aku mati dan terjebak di tempat ini bersamamu" sambungnya

Dragon Slayer : The End Of legend (book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang