Chapter 24. Second Chance

1.8K 99 11
                                    

Tanah berguncang hebat,langit memuntahkan halilintarnya,dan lubang dimensi raksasa menghisap segalanya.Kemanapun mata memandang hanya ada kehancuran dimana-mana.Tak peduli apapun yang menghalanginya,dalam sekejap semua itu akan rata dengan tanah.

Ditengah-tengah semua itu,terdengar dengan jelas tawa yang menggetarkan jiwa pendengarnya.Suara tawa yang menampakkan rasa haus darah dan sisi brutal seseorang.Claire dan yang lain tak bisa berbuat apa-apa selain menatap ke arah lubang raksasa di atas mereka.Semua tergantung pada satu orang sekarang.

"Baiklah,Neil.Satu menit sebelum kehancuranmu.Apa tindakanku selanjutnya" ujar Lucy

Sementara itu di dalam dimensi yang berbeda,Neil menghadapi Albert dan menyelesaikan pertarungan 4 tahun lalu.

"Kurasa inilah saatnya.Pada akhirnya hanya ini yang bisa kulakukan untuk menolongmu" ujar Neil

Sesaat kemudian,Neil melangkahkan kakinya selangkah ke depan.Kedua tangannya mengepal erat dan tatapan matanya setajam pedang.Api tiga warna menyala di dekat tubuhnya bagai lilin yang menerangi di dalam kegelapan.

Neil kemudian menghela napasnya dan terdiam beberapa saat sebelum kembali bicara.

"Sebenarnya banyak yang ingin aku katakan padamu.Tapi sepertinya saat ini waktu sedang tidak berpihak padaku.Aku hanya punya kurang dari satu menit untuk mengalahkanmu dan menghentikan Lucy.Jadi....."

Neil mendadak berhenti bicara.Tangan kanannya terangkat dan kobaran api emas muncul menyelimuti seluruh lengannya.

"Kita akhiri disini.Aku tidak mau lagi melihat kau di permainkan seperti boneka.Maka dari itu,dengan tanganku sendiri akan ku bebaskan kau dari tubuhmu" sambung Neil

Tepat setelah menyelesaikan ucapannya,Neil mendadak maju menyerang dengan api emas di tangan kanannya.Albert tak terlihat akan menghindar ataupun bertahan.Sebaliknya,dengan tenang ia hanya membuka kedua telapak tangannya.

"Time Ball" ucap Albert dengan suara pelan

Beberapa detik kemudian,sebuah bola tembus pandang muncul di kedua telapak tangannya.Melihat hal itu,Neil tetap maju tanpa ragu.Bersamaan dengan itu,Albert menembakkan kedua bola ditangannya dengan cepat.

Neil bisa melihat kedatangan kedua bola itu dengan jelas.Tentu saja,ia bisa menghindari bola pertama dengan mulus.Tapi serangan selanjutnya datang sebelum Neil sempat mengelak.

"Gawat!!..aku tak akan sempat!" Pikir Neil

"Serahkan padaku,Neil" sela Thorn

Tiba-tiba saja,sebuah bola api hitam muncul dari kehampaan dan langsung melesat mengarah ke bola tembus pandang Albert.Serangan mereka berdua saling bertemu dan berbenturan satu sama lain.Tapi begitu bola api Neil menyentuh bola Albert,seketika saja bola api itu diam tak bergerak.Bola api yang tadinya melesat dengan cepat sekarang hanya diam di udara.

Neil terdiam tak menyangka hal ini.Sebaliknya,Albert terlihat siap melontarkan serangan berikutnya.

"Cih,dia masih mempunyai kemampuan misterius lain.Padahal kita baru saja mengetahui kemampuannya yang sebelumnya" decak Thorn

Neil terlihat berpikir sebentar. "Tidak.Untuk yang satu ini kurasa aku tahu" ucap Neil. "Sihirnya barusan tampaknya hampir sama seperti sihir Chain Of time Eric.Bola tadi menghentikan apapun yang disentuhnya di dimensi ruang waktu.Sekali terkena sihir itu maka berakhir sudah"

"Hmm..jadi begitu.Dia memilih untuk bertarung jarak jauh.Dia pasti tahu kalau api emas ku harus menyentuhnya untuk melenyapkan kegelapan dari tubuhnya" ujar Falcor

"Sekarang apa?.Kita tidak bisa mengalahkannya tanpa mendekatinya" ujar Glycon

"Tapi jika kita mendekat,kita akan menjadi sasaran empuk baginya" sela Thorn

Dragon Slayer : The End Of legend (book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang