Sementara Neil dan yang lain melangkahkan kaki mereka menaiki anak tangga di dalam kastil.Tepat beberapa lantai di atas mereka,di sebuah ruangan yang merupakan tempat tujuan akhir Neil dan teman-temannya.
Eric duduk di kursi takhta yang menghadap langsung ke pintu diruangkan itu.Didampingi Frey yang berdiri tepat disampingnya sambil sedikit bersandar ,mereka berdua terlihat sedang menunggu.Seakan-akan mereka tahu siapa yang akan datang dari balik pintu itu.
Di suasana yang hening diantara mereka berdua,Frey kemudian bicara. "Eric,tamu kita telah datang ke kastil ini" ujar Frey tiba-tiba memecah keheningan
Eric hanya melirik sedikit ke arah temannya itu. "Tidak ada tanda-tanda dari pelindung yang ku pasang telah dihancurkan.Pelindung itu bukan hanya sebagai pelindung,tapi juga pendeteksi.Aku pasti akan langsung tahu saat Neil menginjakkan kakinya di kastil ini.Jadi apa kau yakin itu bukan hanya imajinasimu saja?"
"Tapi bukankah ada cara untuk melewati pelindung itu tanpa diketahui oleh mu" balas Frey
"Ya..tapi satu-satunya orang yang mengetahui cara itu adalah aku dan L-"
Eric mendadak terdiam tak menyelesaikan kalimat yang di ucapkan mulutnya.Tak beberapa lama kemudian ia berdiri dari kursi takhtanya dan menjentikkan jari kirinya.Seketika,sebuah bola kristal berwarna biru gelap seperti langit malam muncul dari kehampaan.
"Eric?...apa yang ingin kau lakukan dengan benda itu?" Tanya Frey
Eric tak menjawab dan hanya menyentuh bola krystal itu dengan kedua tangannya.Tiba-tiba saja,dari dalam bola tersebut tampak Neil dan teman-temannya yang sedang berlari menaiki anak tangga menuju ke tempatnya sekarang.
Tatapan penuh amarah terpampang diwajahnya.Tapi perhatian Eric sekarang tidak terfokus pada Neil seperti biasanya.Tatapan matanya mengarah tajam pada pengkhianat yang telah mengecewakan kepercayaan yang ia berikan.
"Lucy membawa mereka kemari.Bodohnya aku karena tak memperkirakan kemungkinan ini!" ucapnya emosi sambil menggenggam erat bola krystal di tangannya. "aku tahu sejak awal dia memang tak pernah satu tujuan dengan ku.Tapi aku tak menyangka dia akan berbalik menyerang ku seperti ini!!"
"Eh!?...Lucy melakukannya?.Tapi bukannya dia itu teman kita?" Tanya Frey dengan suara lugunya
"Waktu bisa mengubah orang,Frey. Termasuk juga Lucy.Ditambah lagi kebiasaan buruknya yang menganggap semua hal hanya sebatas permainan"
"Jadi apa kau akan mengurus mereka?....Apa kau akan menyakiti Lucy?" Tanya Frey lagi
Eric terdiam sebentar dan memandang ke arah Frey sebelum akhirnya menatap kembali ke bola krystal ditangannya.Mendengar pengkhianatan Lucy pasti membuat Frey sangat khawatir sekarang.Bagaimanapun,Lucy tetap teman baiknya.
"Belum saatnya.Walaupun aku sudah bisa mengendalikan kekuatan kegelapan sepenuhnya,tubuhku masih belum terbiasa menampung kekuatan sebesar ini.Aku butuh lebih banyak waktu sampai kondisiku mencapai puncak.Sampai saat itu tiba,aku harus mengulur waktu selama mungkin"
"Tapi sebentar lagi mereka akan sampai disini.Orang-orang jahat itu akan memisahkan kita lagi" ucap Frey sambil berpegangan pada Eric
"Tidak jika mereka tidak tahu dimana kita" ucap Eric tenang
Frey memiringkan kepalanya tak mengerti.Sesaat kemudian,Eric sedikit menghentakkan satu kakinya ke lantai.Seketika,dari tempat itu,aura hitam mendadak menyembur keluar seperti mata air dan memenuhi ruangan tempatnya berada.
"Aku hanya perlu membuat mereka sibuk untuk sementara waktu.Dengan cara ini bahkan Lucy tak akan bisa menuntun mereka kemari dengan mudah" ujar Eric
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragon Slayer : The End Of legend (book 2)
FantasySequel dari Dragon Slayer : Rise Of The Undead Dragon 4 tahun telah berlalu sejak serangan Deadly Serpent di Alesia.Kematian Albert yang tiba-tiba merupakan pukulan keras bagi Claire,Myra,dan Cryska.Ditambah lagi dengan hilangnya Neil semakin memper...