Chapter 27. Her Resolve

1.1K 46 4
                                    

"kerja bagus,Lucy" ujar Eric dengan senyuman licik di wajahnya

Sebaliknya,Lucy hanya menghela napasnya dan mengangkat bahunya.. "hmph....pada akhirnya harus aku juga yang menyelesaikan masalahmu" balasnya sambil membersihkan darah di tangannya

"kau tahu aku tak suka mengotori tanganku" ujar Eric sambil melangkahi tubuh Neil dan berjalan ke samping Lucy. "api emas Neil adalah satu-satunya kekuatan yang bisa menandingi kekuatan kegelapanku.Satu-satunya kelemahanku.Jadi,sebelum dia menjadi ancaman yang lebih besar aku harus menyingkirkannya.Tapi akan sulit melakukannya hanya dengan kekuatanku sendiri"

"jadi intinya,kau menggunakanku untuk menyingkirkan musuh yang tak bisa kau kalahkan sendiri" sela Lucy sambil tersenyum sinis

Eric diam sebentar seperti tak mau mengakui kebenaran di kata-kata Lucy.

"kata-katamu masih saja tajam seperti biasanya.Tampaknya usaha Neil untuk mengubah kebiasaanmu berujung sia-sia" ujarnya mengganti pembicaraan

"ya...kurasa Neil tidak mencoba cukup keras,atau aku yang terlalu keras kepala"

Eric tertawa pelan kemudian terdiam beberapa detik. "tapi jujur saja aku terkejut kau bisa bersandiwara sesempurna ini.Kau bisa membuatnya percaya kau tidak akan mengkhianatinya.Walaupun Neil itu naïf,tapi dia tidak bodoh.Dia selalu bisa merasakan nafsu membunuhmu dengan mudah.Jadi apa yang membuatnya bisa begitu mempercayaimu sampai melonggarkan pengawasannya?" ujarnya bertanya-tanya sambil melirik kearah temannya itu. "atau mungkin....kau sudah menjadi tumpul sekarang.Apa bersama Neil membuatmu merasa bisa menjadi orang baik-baik?"

Lucy tersentak sejenak begitu mendengar perkataan Eric.Tapi kemudian ia menutupinya dengan tertawa canggung.

"aku?...jadi orang baik?...ayolah Eric,kita berdua tahu itu tidak mungkin,kan?" ujarnya meyakinkan.Tapi Eric terlihat masih tak percaya dengan alasan yang Lucy berikan

Tatapan tajam Eric tak lepas dari Lucy dan mempelajari setiap raut di wajahnya dengan teliti. "mungkin.Tapi apa kau ingin tahu apa yang ku rasakan dari ekspresimu sekarang?...Keraguan" ucap Eric curiga

Tiba-tiba saja Lucy menggenggam erat kedua tangannya.Tanpa berkata apa-apa,Lucy hanya memalingkan pandangannya kearah lain dan menghindar dari tatapan Eric.

"lucy..." Eric sedikit membuka tangan kanannya dan seketika gumpalan asap hitam muncul.Beberapa detik kemudian,asap hitam tersebut mulai memadat menjadi bola hitam pekat

Lucy melirik kearah Eric sesaat sebelum menelan ludahnya.Sementara itu,Eric hanya memasang senyuman tipis di wajahnya.Tapi Lucy merasa seakan ada yang menodongkan pisau tepat di depan lehernya.Tapi sebelum kecurigaan Eric berlanjut lebih lama,pembicaraan mereka berdua terganggu.Tanpa aba-aba,Frey tiba-tiba saja berlari melewati Eric dan memeluk tubuh Lucy seerat yang ia bisa.

"Lucy,syukurlah kau kembali.Aku sudah tahu kau pasti tidak akan berpihak pada orang-orang jahat itu seperti yang Eric katakan" ujarnya

Lucy terlihat panik tak tahu apa yang harus ia lakukan disaat seperti ini dan melirik kesana-kemari mencari akal.Sementara itu,tubuh mungil Frey yang hanya setinggi perut Lucy making menempel padanya.

"err...baiklah,Frey.Kurasa sudah cukup aksi berpelukannya.Kau mulai membuatku sesak" ucap Lucy sambil tersenyum pahit dan mencoba melepaskan Frey darinya

Eric melemaskan bahunya dan tertawa pelan.Bersamaan dengan itu bola hitam ditangannya lenyap menjadi asap. "sepertinya kau berhutang permintaan maaf pada seseorang.Frey begitu mengkhawatirkanmu sejak kami pikir kau berkhianat.Aku sebenarnya terkesan.Kau bahkan bisa menipuku"

"ya...bisa dibilang aku ini ahli menipu.Hanya karena aku lebih suka bertarung bukan berarti aku tak bisa menggunakan otakku,kan?" ujar Lucy

Sesaat kemudian,Frey menoleh kearah tubuh Neil yang berlumuran darah dengan perasaan takut.Tubuh kecilnya tak henti-hentinya gemetar sebelum akhirnya Eric meletakkan tangannya di atas kepala Frey.

Dragon Slayer : The End Of legend (book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang