Beberapa orang berkata dunia akan berakhir dengan terbakar,beberapa orang lainnya berkata dunia akan berakhir dengan beku menjadi es.Tapi pada kenyataannya dunia berakhir dengan kilatan cahaya putih yang membentang sampai kecakrawala.Menghapus apapun yang bersentuhan atau dilewatinya tak peduli hidup atau mati.Tapi bagaimana pun caranya dunia berakhir tetap ada satu kesamaan diantara mereka.
Tidak ada yang akan bisa menghentikannya dan tidak akan ada yang bisa lari darinya.
*********
Neil terbangun seperti bangun dari mimpi buruk.Seluruh tubuhnya basah karena keringat dingin yang masih menempel di tubuh dan pakaiannya.Napasnya terasa sangat berat dan terengah-engah seperti habis berlari seharian dan hampir sekujur tubuhnya mati rasa.Sebenarnya apa yang terjadi?
Kepalanya mendadak terasa sakit begitu ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya,tapi yang bisa ia ingat hanyalah kilatan putih.Hanya itu.
Neil merenung beberapa saat.Butuh waktu beberapa menit sampai Neil sadar kalau dia sedang berada di ruangan gelap.Neil tak bisa melihat apapun selain dirinya di dalam ruangan itu.Teman-temannya tampak tak ada disekitarnya.Sangat banyak pertanyaan di kepalanya sampai ia tak tahu mana yang lebih penting.
Sampai beberapa saat kemudian,satu sentuhan di pundaknya hampir membuatnya terkena serangan jantung.
Neil berbalik dan melihat orang di belakangnya.Matanya hampir tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya.Sosok yang sempat menghilang dari dirinya sekarang berdiri di depannya.Neil tak tak biasanya bersikap berlebihan,tapi kali ini ia langsung melompat dan memeluk orang itu.
"Aku kira aku kehilangan dirimu" ucap Neil mendekap erat pelukannya
Orang itu terlihat terkejut selama beberapa saat.Tapi tak lama kemudian,Neil bisa merasakan orang dipelukannya memeluknya balik dengan kedua tangannya.
"Kau telah tumbuh sangat kuat,Neil.Aku tahu kau pasti bisa menyelamatkanku" ucapnya
Neil tersenyun tipis. "Maaf jika kau menunggu lama....Saphira"
Saphira hanya bisa ikut tertawa pelan.Neil masih belum melepaskan pelukannya.Sampai tiba-tiba seseorang mengganggu reuni menyentuh mereka.
"Ahem!!....aku tidak pernah tahu hubungan kalian sedekat ini!"
Begitu mendengar suara itu,Saphira tidak bisa menyangkal kalau dia tahu pemilik suara itu.Tapi ia perlu memastikannya.Saphira dengan segera melepaskan pelukannya dan berbalik menghadap ke belakang.Saat itu juga,ia mendapati tiga orang pria sedang menatapnya.Terutama pria berambut pirang yang berada di tengah.Dia terlihat sangat tidak senang.
"Kakek?!!...kenapa kau bisa ada disini?!" Pekik Saphira tak menyangka
Falcor hanya bisa menghela napasnya. "Setelah ratusan tahun kita berpisah.Itu kata-kata pertama yang kau ucapkan padaku saat bertemu?" Ujarnya terdenger kecewa
Saphira menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Err....maaf,Kek.Aku hanya tak mengira kalian akan ada disini.Itu saja" ujarnya tersenyum pahit.Sesaat kemudian,Saphira melirik ke arah Neil dengan tatapan yang seakan-akan meminta penjelasan
"Kenapa kau tak bilang kakek ku ada disini?!" Bisiknya
"Kukira kau tak akan ada masalah dengan itu" balas Neil juga dengan suara pelan
"Tapi itu bukan alasan untuk tidak memberitahuku!"
Perdebatan mereka disaksikan langsung oleh Falcor,Thorn,dan Glycon.Tapi sayangnya ada sesuatu yang kebih penting dari masalah mereka berdua saat ini. "Neil....Saphira.Aku ikut senang melihat hubungan kalian yang akur.Tapi kita punya masalah serius yang tidak bisa ditunda sekarang" sela Glycon serius
KAMU SEDANG MEMBACA
Dragon Slayer : The End Of legend (book 2)
FantasySequel dari Dragon Slayer : Rise Of The Undead Dragon 4 tahun telah berlalu sejak serangan Deadly Serpent di Alesia.Kematian Albert yang tiba-tiba merupakan pukulan keras bagi Claire,Myra,dan Cryska.Ditambah lagi dengan hilangnya Neil semakin memper...