13. Lingkaran Aneh

199 16 0
                                    

JIKA dilihat dari penuh sesaknya kamar Tiara kini, rasanya sudah jelas menggambarkan betapa terkenalnya anak usia enam tahun itu di lingkungan kerja ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

JIKA dilihat dari penuh sesaknya kamar Tiara kini, rasanya sudah jelas menggambarkan betapa terkenalnya anak usia enam tahun itu di lingkungan kerja ayahnya. Berbagai macam boneka kelinci, serta kado dari ukuran kecil hingga sebesar tubuhnya berjejer rapi beralaskan karpet bulu berwarna kuning cerah. Semuanya datang memberondong Tiara tak henti semenjak kabar anak semata wayang Sabian itu masuk rumah sakit, tepat satu minggu yang lalu.

Used Car Showroom, Body Painting and Repair, Sparepats Garage, serta beberapa perusahaan asuransi dan dealer mobil baru seputaran Jakarta Selatan terpantau menjadi pengirim hadiah-hadiah yang membuat wajah Tiara kini terlihat sumringah. Walaupun rona merah khas yang selalu mewarnai pipinya belum sepenuhnya kembali, gadis kecil itu sepertinya sudah menemukan seratus persen energinya saat membuka hadiah itu satu demi satu.

Tiara tidak peduli kalau waktu tidurnya sudah lewat dari setengah jam. Yang artinya, jika Sabian tahu, ia bisa saja terkena omelan atau mungkin hukuman ringan seperti hilangnya jatah screen time di akhir pekan. Namun sepertinya anak itu malah tak terlihat mengantuk sama sekali.

Sambi menggumamkan ringan lagu Jhon Jacob Jingleheimer Schmidt, senyum kecilnya lantas merekah. Tangan kecilnya menyibakan poni yang menghalangi pandangannya kala mengetahui sebuah lunch box lengkap dengan tumblr serba kuning bergambar kelinci menyambutnya. Tiara begitu berbunga-bunga seakan hilang sudah rasa ngilu bekas jarum infus di kiri tangannya.

"WHOAAAAH... Ini bakalan aku pake ke sekolah besok. Hihihi..." kikiknya menggemaskan.

"Kalau besok udah mau ke sekolah lagi, kenapa jam segini belum tidur?"

Sabian memutuskan memasuki kamar Tiara setelah sejak tadi hanya diam mengamati anaknya lewat celah pintu kamar yang terbuka. Jika dilihat dari kaos berkerah dengan logo besar Achilles di punggungnya, seratus persen Sabian pasti baru saja tiba setelah menyelesaikan tumpukan pekerjaanya di bengkel.

"Oh, Ayah udah pulang?" sinis Tiara. Senyumnya sudah menghilang di udara.

"Udah dari tadi, ayah barusan di bawah bantuin Oma tutup toko dulu," Sabian duduk bersila. Matanya yang lelah akibat membludaknya antrian repair coba ia sembunyikan dengan senyum lebar. Pandangannya berkaca-kaca, sedangkan satu tangannya pelan membelai halus surai Tiara. Benaknya tiada henti berucap syukur karena kini anak kesayangannya sudah kembali ceria, sehat tak kurang apapun. Walaupun dengan mudah masih bisa Sabian dapati kalau Tiara menyimpan rasa kesal padanya.

"Aku baru tahu kalau dapet hadiah banyak begini tuh nggak cuma pas ulang tahun doang."

"Terus? Kamu kepengen sakit lagi gitu?"

"Ya nggak lah!!" Tiara melengos sebal, memukul ringan paha Sabian yang terlihat menaikkan dua alisnya keheranan. "Aku kapok, aku bakal dengerin omongan Oma supaya nggak keseringan makan mi instan. Terus kalau waktunya tidur, harus tidur. Main boleh asalkan tidak lupa waktu. Gitu kan, Yah?!"

Leave Out All The RestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang