10. Hilangnya Kewarasan

288 15 2
                                    

"CONGRATULATION Kim! Akhirnya hari ini mimpi lo terwujud!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"CONGRATULATION Kim! Akhirnya hari ini mimpi lo terwujud!"

Wanita blasteran Jepang itu menoleh ketika seorang pria tinggi berkemeja biru muncul memasuki ruangannya. Kimmy yang saat itu sedang merapikan riasan setelah acara pembukaan cabang usaha barunya praktis tersenyum lebar. Ia lekas menghampiri pria itu untuk kemudian menyambut sebuket bunga krisan putih yang diperuntukkan padanya.

Setelah seharian sibuk menemani banyaknya tamu yang hadir, akhirnya Kimmy memiliki jeda waktu satu jam sebelum memasuki acara inti. Yaitu Gala Dinner bersama relasi-relasi bisnis terdekatnya. Blouse putih gading dan jeans biru cerah yang ia kenakan kini sudah berganti dengan helaian sutera cantik berwarna biru elektrik. Dijahit khusus oleh tangan designer kenamaan demi melengkapi kesempurnaannya.

Kimmy begitu tampak menarik. Dibalik wajah teduh serta lembut sikapnya, sepertinya tiada yang bisa menyangka kalau wanita berusia tiga puluh tiga tahun itu memiliki kekuatan hebat sehingga bisa melebarkan bisnisnya sebesar sekarang.

"Kemaren bukannya lo bilang nggak bisa dateng? Tau-tau... Ah, by the way thank you!" Kimmy buru-buru mengabaikan pertanyaan karena kini menyambut kehadiran temannya dirasa lebih penting.

Pria yang memiliki hidung mancung itu lalu mengedarkan padangannya ke segala sudut ruang kerja yang dominan berwarna putih dengan pencahayaan alami langit Jakarta sore. Sirat bangga di wajahnya seakan turut bahagia ketika Kimmy, wanita yang ia kenal di masa remajanya tengah memetik hasil dari ketekunan setelah melalui begitu banyaknya kesulitan dan kegagalan.

"Bukannya nggak bisa. Kalau sempet gue pasti usahain ketemu client walaupun sebentar."

"Gue? Client lo? Jadi kalau event gue ini nggak pake jasa lo, lo nggak bakalan dateng dong?" Kimmy menyahut dengan dua alis terangkat, lalu wanita itu menyambung kalimatnya dengan ekspresi wajah mencibir. "Selalu ada alesan ya! Padahal gue tahu, rencana lo fail kan?"

Si pria berdehem, membetulkan kerah bajunya yang sesungguhnya tak berantakan. Ia melongok sekilas jam yang melingkar di kiri tangannya, dengan kikuk pria itu kelihatan berusaha merubah arah pembicaraan. "Waktunya satu jam lagi, gue harus ke bawah buat mantau kerjaan anak-anak. Sukses deh ya!"

"Serius? Marah nih? Pantesan dia semakain susah digenggam. Lo nya sensian sih."

Senyum manis yang tersemat di wajahnya beberapa saat lalu berubah. Menjadi senyum sinis seolah disodorkan fakta konyol oleh lawan bicaranya mentah-mentah. "Lagi ngomongin diri sendiri ya Kim?" tukasnya seraya memasukan dua telapak tangannya ke celana bahan yang ia kenakan.

Lalu Kimmy mendadak kaku, sepertinya ia sadar kalau sudah terlalu banyak bicara. "Gue udah berhenti. Rasanya buang waktu banget kalau gue suka sama orang yang masa lalunya belum kelar."

Si pria diam sejenak, tertunduk seperti sedang menyimpulkan suatu hal dalam kepalanya. "Kalau gue nyoba memperbaiki kesalahan di masa lalu salah nggak? Apa menurut lo itu juga buang waktu?"

Leave Out All The RestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang