23. Perdebatan Di Kelompok

26 5 70
                                    


"Kalau tidak bisa membantu, jangan membuat rusuh dalam pekerjaan."

~ Jingga Senjana ~

Sistem pembelajaran yang memakai kurikulum 2013, mengubah semuanya. Di kurikulum 2013, siswa diminta untuk lebih banyak belajar secara kelompok dan lebih aktif. Maka dari itu, setiap kelas duduk secara berkelompok permanen dan sudah disepakati bersama agar tidak kerepotan pindah-pindah. Mereka juga memutuskan kalau kelompok apa pun tetap itu kelompoknya agar tidak kesulitan. Hal ini membuat Senjana kesal karena ia terus berurusan dengan Fajar.

Saat ini mereka tengah mengerjakan tugas matematika secara kelompok. Satu kelompok mendapatkan dua puluh soal, sedangkan anggota satu kelompok ada tujuh. Sehingga, satu orang anggota mengerjakan tiga nomor soal dan satu orang hanya mengerjakan dua nomor soal.

Di tempat Senjana, hanya Fajar yang diberikan dua nomor soal. Saat ini Senjana tengah fokus mengerjakan bagiannya.

"Fokus amat," cibir Fajar berbisik di telinga Senjana.

Senjana melirik tajam ke arah Fajar, lalu kembali mengerjakan tugas.

"Gue dicuekin, nih?" Senjana berusaha abai dan fokus mengerjakan tugas.

"Woy!" Fajar menepuk pundak Senjana. Namun, gadis itu berusaha tidak acuh kepada Fajar karena ia sangat ingin segera menyelesaikan tugasnya.

"Eh, Fajar, nggak usah berisik! Kerjain aja bagian lo!" peringat Diani. Ia risih mendengar Fajar terus memanggil Senjana.

"Tahu lo! Mending ngerjain, deh," ujar Ardana.

Fajar mengerucutkan bibirnya dan kembali mengerjakan soal miliknya. Namun, ada pertanyaan yang membuatnya kesulitan, ia menyentuh tangan Senjana.

"Woy!"

Karena Senjana sudah sangat kesal kepada Fajar, ia menatap pemuda itu dengan tajam dan memukul tangannya. "Lo bisa diem, nggak?" Senjana memukul tangan Fajar lagi dengan buku tulisnya.

"Sewot banget, sih," sahut Fajar dengan ketus.

"Lo tuh, yang apa-apaan! Dari tadi ganggu mulu! Berisik tahu! Udah, kerjain sana! Bawel!" tegas Senjana.

"Gue mau minta ajarin, dong. Jangan galak-galak kenapa, sih?"

Senjana menoleh. "Hm, ajarin apaan?"

Fajar menunjukkan nomor soal yang dia tidak paham. "Gue nggak tahu caranya. Ajarin, dong."

"Iya." Senjana mengembuskan napasnya dengan kasar. Ia pun mulai menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut kepada Fajar.

Fajar memperhatikan sembari menatap ke arah Senjana. Jantungnya merasa berdebar saat berada sedekat ini dengan Senjana.

"Udah paham belum? Kalau belum, gue getok lo, ya!" ancam Senjana dengan ketus.

"Iya, paham, kok. Nggak usah nyeremin gitu kenapa, sih?" Senjana hanya memutar bola matanya dengan malas.

Senjana dan Fajar fokus mengerjakan tugas mereka masing-masing. Fajar sembari menatap Senjana. Ia ingin terus menatap ke arah Senjana.

Cinta Campur Gengsi | On Going Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang