5. Berkunjung ke makam

2K 73 0
                                    

Nara dan Denis sampai di sebuah pemakaman. Mereka melangkah ke salah satu makam bertuliskan 'Naraya Calista Bimantara', tepat di sebelah nya ada makam bertuliskan nama 'naima calista prayoga' nama ibu kandung dari naraya.

Nara menitihkan air mata di hadapan kedua makam itu, ia mengusap pelan makam bertuliskan nama nya 'Terima kasih untuk tubuh cantik yg pernah kau berikan pada ku tuhan' ucap nya dalam hati, kemudian melirik makam ibu kandung nya.

'Mama naraya masih hidup. Doakan naraya yah ma, agar Nara bisa mengambil semua milik mama dan hak naraya dari tangan mereka yang jahat' ucap nya dalam hati.

"Naraya meninggal karena kecelakaan motor, rem motor nya blong saat di cek pada waktu itu. Tubuh nya terdapat beberapa luka goresan dari aspal jalan. Dia koma selama tiga hari dan kemudian nyawa gak terselamatkan" ucap Denis "Dia sahabat gue, partner gue dalam segala hal, dia orang yang gue sayang, orang yang nyebelin tapi dia selalu ada di saat gue ngerasa sendiri. Dia temen hidup gue selama beberapa tahun gue kenal dia. Dia cewek terkuat yang pernah gue temui, dia kuat fisik dan mental meski di hantam berbagai luka. Sayang nya dia gugur sebelum tujuan nya tercapai" ucap denis

Mendengar ucapan Denis membuat Nara tergugu "doain dia nis, di mana pun dia berada, selalu do'ain dia agar dia selalu bahagia. Dia butuh doa dari seorang sahabat kayak lo" jawab Nara

'Do'ain gue nis. Semoga gue bisa lawan mereka yg udah bikin nyokap serta diri gue meninggal' lirih nya dalam hati.

"Gue akan selalu do'ain dia. Dia sahabat terbaik gue" jawab Denis tersenyum simpul.

.

.

.

"Kemana tu bocah udah satu jam lebih kagak balik balik" kata dio

Anggota inti warrior (Cakra, dio, leon, raffi, nathan dan adam) mereka masih menunggu kedatangan nara, tentu saja karena titah Ketua mereka. Namun hampir dua jam Nara tidak datang datang.

"Kita balik kesekolah duluan aja deh! Ngapain nunggu si cupu yang udah gak cupu itu" gerutu dio

"Ya udah balik lo pada!" usir cakra

"Lo gak ikut bos?" Tanya Adam pada cakra.

"Gak!" Jawab nya singkat

Dio, nathan, adam, raffy pergi kembali ke kelas lebih dulu meninggalkan leon dan cakra.

"Kenapa lo disini?" Tanya cakra.

"Pengen aja" jawab leon.

"Gak takut kristal nyariin lu?" Ucap cakra terkekeh, ia tau sekali leon selalu kalah oleh pacar nya itu.

"Ck! Dia gak bakalan tau" sahut leon. "Lo suka dia?" Tanya leon

"Siapa?" Kata cakra

"Anara"

"Gak."

"Gue kira lo udah move on" ujar leon.

"Cuma dia di hati gue" gumam cakra

Tak berapa lama motor Denis muncul bersama anara yg berada di boncengan nya.

"Ck! Gue bolos nungguin orang pacaran ternyata. Sial!" Maki Cakra pada diri nya sendiri

"Eh kalian masih di sini? Udah bel loh, gue duluan ya" ucap Nara dengan wajah tak berdosa nya itu.

Nara langsung memanjat tembok dengan berdiri di atas jok motor denis. Dengan mudah ia mencapai tembok.

"Makasih buat hari ini ya nis. Gue duluan bye~" ucap Nara sebelum melompat kedalam sekolah.

Denis tersenyum melihat tingkah Nara yg mirip dengan almarhum sahabat nya itu. "Nara" gumam nya.

Bruggg..

"Awhh.... Pantat gueeeeeee" pekik anara, dapat di dengar oleh cakra, leon dan juga Denis.

"Kenapa tuh bocah" ucap Denis.

Cakra dan leon langsung memanjat tembok dengan segera. Saat mereka melompat mereka menemukan anara yg tengah berjalan pincang sambil terus menggerutu.

"Lemah banget sih fisik lo anara. Di bawah lompat aja rasanya mau remuk! Gua harus banyak banyak olahraga nih" gerutu nya.

"Sakit?" Tanya cakra yg berjalan di samping nya.

"Gak sakit kok! Enak" jawab Nara asal.

"Kelihatan nya lo kesakitan" ucap cakra.

"Udah tau gue jatuh ya pasti sakit lah! Gitu aja harus di kasih tau" Semprot anara.

"Ayo ke UKS" kata leon

"Gak usah leon. Eh lu pacar nya sih beling kan. Gue ogah ah deket deket ama lu, gue ogah sama sih beling" ketus Nara pada leon. Jelas ia tau leon, sebab cowok itu pernah ikut menghardik nya saat cowok itu membelah kristal yg berdebat dengan nya. Bahkan menyebut nya dengan sebutan cewek urakan.

"Si beling?" Beo cakra.

"Ia beling.. Karena kristal itu nanti bakal gue pecahin jadi serpihan beling. Makanya gue sebut dia beling" ucap Nara tersenyum pongah menatap leon yang tengah memikirkan sesuatu.

"Lo tau dari mana kata kata itu" ucap leon sambil mencengkeram lengan Nara "sejak kapan lo seberani ini" hardik leon. Anara tersenyum sinis menanggapi nya. Leon sangat tau, yg menyebut kristal dengan sebutan beling itu hanya naraya, saudara tiri jahat nya kristal. Bagi leon.

Cakra kesal langsung menepis kasar lengan leon "menyingkir" ucap cakra kemudian membawa anara ke UKS.

Anara menoleh ke arah leon yg menatap nya di tempat lelaki itu berdiri, anara tersenyum miring sambil menunjukan jari tengah menantang kepada leon. Anara dendam sekali pada lelaki itu, sebab ia pernah mendorong anara pada saat ia bertengkar dengan kristal.

"Lo berubah anara" gumam leon menatap kepergian Nara dengan cakra.

.

.

.

Di UKS

Nara merebahkan diri nya, tanpa berniat kembali ke kelas. Ia memilih untuk tidur di salah satu brangkar yg ada di ruang UKS.

"Lo gak mau balik ke kelas?" Tanya cakra.

"Nanti deh gue tiduran dulu, lo balik aja sono gak usah temenin gue" kata Nara

"Lo tadi dari mana?" Tanya cakra.

"Kepo lo"

Cakra berdecak "Denis itu cowok lo?"

"Bukan! Cuma temen kenapa?"

"Nanya aja. Lo kenal dia dari mana?"

"Dari tadi sih" jawab Nara asal.

"Ck gue nanya bener juga. Ya udah lah gue balik ke kelas duluan" cakra langsung meninggalkan Nara sendiri di UKS.

"Huffft... Gue harus mulai dari mana? Banyak banget masalah yang harus gue selidiki" gumam Nara sambil memandangi plafon ruangan itu. "Gue selidiki soal musuh si anara dulu deh. Tapi gue cari tau nya ke siapa? Temen deket nya si anara aja gue gak tau" pikir nara.

"Temen sebangku nya pasti tau. Gue cari tau dari dia deh, gue harus balik ke kelas sekarang" Nara langsung beranjak menuju ke kelas nya.

Saat berjalan menuju kelas ia tak sengaja bertemu dengan kristal dan satu teman nya.

Kristal menatap ke arah nya dengan tatapan sinis "itu anak baru?" Tanya kristal pada teman nya.

"Gak tau deh" sahut teman nya

"Sok cantik" cibir kristal dapat di dengar Nara.

"Apa lo!" Pelotot Nara "terpesona ya sama kecantikan gue" ledek nya sambil mengibaskan rambut nya kebelakang.

"Kurang ajar lo anak baru nantangin gue ha?" Kristal bersiap menerjang Nara, namun dengan cepat Nara berlari sambil menjulurkan lidah nya.

"Sialan tuh anak baru!" Murka nya.

Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang