14. Mau Merampok

1.2K 44 0
                                    

Pulang sekolah, anara berjalan sendirian di Koridor sekolah, ia sengaja mengulur waktu karena menunggu denis selesai dengan urusan basket nya, ia akan pulang bersama lelaki itu sebab akan ada misi yg harus ia dan Denis jalan kan lagi.

Pikiran nya terus bergumam memikirkan hasil penyelidikan yg sudah resmi liris, jika kematian Rani merupakan tindakan bunuh diri. Tidak ada CCTV yg menunjukkan ada orang lain yg berjalan ke arah rooftop kecuali Rani.

'berarti mereka bener bener pengen jebak gue supaya jadi tersangka' gumam nya dalam hati.

'Mereka bahkan niat banget sampe sabotase CCTV, untung waktu itu gue gak gegabah. Bener kata cakra mereka bukan orang sembarangan'

'Gue jelas jelas liat ada orang lain di sama. Orang itu kek sengaja nunjukin diri ke gue biar gue ke sana. Hufft sialan, gue harus lebih hati-hati. Kalo gak, gue bisa makan umpan mereka' anara sampai garuk garuk kepala saking pusing nya ia memikirkan keselamatan dirinya.

"Mending pusing mikirin jodoh daripada mikirin kaya beginian" gerutunya sambil menendang nendang udara.

"Heh! Jadi stres ya lo sehabis koma?!" Ledek putri yg baru saja datang bersama kristal dan geng.

"Tau! Ngomong sendiri, sambil nendang nendang gak jelas lagi tuh kaki" cibir bunga

Nara hanya tersenyum ke arah mereka 'Ini yg gue tunggu'

"A_ada apa ya?" Ucap Nara dengan sedikit tergagap

"Cih! Kemana keberanian lo tadi pas teriak teriak keganjenan di depan anak basket hah?!" Bentak kristal "giliran langsung berhadapan sama gue nyali lu langsung ciut" ledek nya.

"Hahahah takut ya lo?" Ledek putri "oh ya kris. Si cewek ganjen ini pernah ngatain kita tante tante juga kan" ucap putri memanasi.

"Ma_maaf" cicit anara.

"Seret dia bawah ke tempat biasa" ujar kristal. Anara langsung di seret bunga dan juga putri menuju ke gudang sekolah, tempat biasa mereka mengeksekusi korban bullying nya.

Klek!

Pintu gudang di tutup. Putri, bunga dan kristal berada di dalam bersama anara. Sedangkan sindi menunggu di luar memastikan keadaan takut jika akan ada yg datang.

"Abis riwayat lo" desis putri langsung mendorong anara hingga terhuyung, untung saja ia pandai menjaga keseimbangan.

"Ja_ jangan kristal" gagap anara saat kristal berjalan mendekat ke arah nya. Tanpa aba aba kristal menjambak rambut anara hingga kepala nya mendongak ke atas

"Lu itu cuma seonggok sampah anara. Jangan mancing mancing amarah gue, apa selama ini gue terlalu baik sama lo. Sampe lo berani kaya tadi hah!! Lo ngapain sama leon semalam hah?!" Gertak kristal.

"Hahahaha matiin aja dia kris. Cewek gatel" kata putri "ciut kan nyali lo"

Anara tersenyum miring kemudian mengarahkan sikut nya ke perut kristal yg berdiri di samping nya dengan tangan menjambak rambut indah nya.

Bug

"Heggg" kristal terhuyung hingga cekalan nya mengendur.

"Cih! Masih jaman nya berantem jambak jambak kan! Pake jurus dong" ledek anara langsung menendang kristal hingga tubuh nya menubruk dinding.

"Arrggg sakit!" Jerit nya "bantuin gue woy hajar dia" titah kristal pada bunga dan putri yg masih tercenung melihat keberanian anara.

Mereka maju melawan anara bahkan dengan membawa balok sisa patahan kursi. Dengan mudah anara yg seorang atlit taekwondo mengalahkan mereka bertiga. Kini keadaan mereka sangat berantakan, tak lupa anara mencakar wajah mereka hingga berdarah.

Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang