Dua guru dari pihak sekolah, termasuk sang kepala sekolah SMA Garuda turun tangan mengecek CCTV. Di dalam rekaman itu terlihat jelas, kristal bersama ketiga temanya mendatangi anara yg berdiri sendirian. Setelah itu terlihat adu argumen antara mereka, terlihat ekspresi ketakutan dalam rekaman tersebut. Tak berapa lama anara di seret oleh bunga dan putri, anara berontak namun tidak terlepas dari cekalan dua orang itu.
"Bagaimana Bu Desi? Pak Brama? Terlihat jelas bukan di sini. Siapa yg menindas dan di tindas" ujar Bu Sinta.
Desi dan Brama sontak malu, dengan perbuatan putri mereka.
"Alah.. wajar nama nya juga anak muda. Bullying itu wajar" elak Desi.
"Saya tidak menyangka kepala sekolah SMA Bimantara mewajarkan bullying. Bukan kah tadi ibu sendiri yg mencak mencak marah anak nya di bully" ujar Bu Sinta
"Betul. Apakah di SMA Bimantara banyak kasus bullying namun guru nya tetap diam?" Ujar Bu Dwinta selaku kepala sekolah.
"Sudah ayo Pa kita pulang" ujar Desi pada Brama.
"Tunggu dulu Bu. Saya akan memberi sp1 untuk putri ibu" ujar Bu Sinta "selain itu ibu harus mempertanggung jawabkan segala ucapan ibu. Dan kristal harus meminta maaf pada anara di depan seluruh siswa"
"Apa apaan ini! Saya tidak Terima anak Saya sama si miskin tengil itu!"
"Ma jaga mulut kamu" brama memperingatkan
"Seorang guru harusnya bisa menata dengan baik ucapan nya. Bukan bertingkah seperti orang yg tidak berpendidikan" cibir Bu Dwinta "lebih baik ibu pertanggungjawaban saja ucapan ibu" tegas Bu Dwinta.
Akhirnya keputusan di ambil dengan kristal, putri dan bunga meminta maaf. Dan Bu desi meminta maaf pada pihak sekolah atas ucapannya secara resmi.
.
.
.
"Mama? Papa? Bagaimana? Dia pasti di skors atau di kasih sudah sp kan" tanya kristal pada orang tuanya yg baru tiba di ruang rawatnya
"Sialan kamu kristal. Buat mama malu saja" omel desi.
"Ma_ maksud mama apa?"
"Kamu di sp1 bersama tiga teman mu. Karena terbukti kamu yg merundung anara. Papa tidak mengerti dari mana kalian dapatkan luka luka itu? Besok kamu harus minta maaf pada anara"
"Gak mau pa. Kristal gak salah! Ini yg bikin kristal begini si anara pa" bantah kristal.
"Orang habis koma mana mungkin bisa ngalahin kalian bertiga. Lagian dia itu badan nya lebih kecil dari kamu" ucap Brama.
"Bikin malu mama aja! Ayo pa kita pulang biar dia urus diri sendiri" ajak Desi pada Brama. Desi kepalang kesal dan malu, karena dia harus membuat pernyataan permintaan maaf secara terbuka karena telah mengancam SMA Garuda, semua karna kristal.
"Renungkan kesalahan kamu kristal. Jangan lagi memfitnah orang sembarangan" ucap Brama sebelum pergi.
"Arrghhhhhhhh Sialan lo anara!" Jerit kristal
.
.
.
"Slurrrrrppp... Ehm enak. Lagi dong" pinta nara.
"Bukan lagi. Dari tadi juga mie gue lu yg makan Ra, gue baru satu suap" gerutu Dev. Bilang nya mau cobain, eh si Nara malah keterusan.
"Eh.. Hehehe lagian enak sih. Lo pesen lagi sana, gue yg bayar" titah Nara. Saat ini anara sedang istirahat di kantin, dengan memakan mie pedas bersama Dev, Gisel, dan Mutia. Kenapa tidak dengan Cakra? Jawabannya "Bosen gue ama cicak mulu" begitulah jawaban anara saat di tanyai oleh gisel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam)
KurzgeschichtenKisah gadis bar bar yang transmigrasi ke tubuh gadis cupu.