3. Bukan anak baru

2.3K 80 0
                                    

Hari kembali sekolah nya anara tiba telah tiba, ia berpakaian sangat rapi dengan rambut panjang nya di gerai dengan indah, tak lupa polesan bedak tipis dan liptint natural yg ia beli semalam, jiwa naraya ia terapkan pada diri nya yg sekarang, tak ada yg akan ia rubah, karena ia tak suka menjadi orang lain, termasuk anara. Tidak ada kacamata yg biasa melekat pada wajah anara, bersyukur nya Naraya mata nya tidak mewarisi mata Anara yg minus.

Mulai hari ini ia akan sekolah di antar jemput ibu nya, tidak ada lagi naik bus. Naraya ralat maksudnya anara hanya bisa mengikuti saja.

"Sayang, ibu jemput jam berapa?" Tanya Widuri saat mereka telah tiba di depan gerbang sekolah SMA garuda.

"Nanti Nara telpon ya Bu. Nara lupa biasa pulang jam berapa nya" ucap Nara sambil menyalimi ibu nya.

"Ya sudah. Kamu hati hati ya, nanti kabari ibu jika sudah pulang" kata Widuri

"Iya Bu Nara masuk ya. Ibu hati hati di jalan" Widuri pun mengangguk kemudian melajukan motor nya meninggal kan sekolah itu.

"Hufttt" Nara menghela napas kemudian berjalan masuk ke area sekolah nya, ia tau sekolah ini. Dan biaya sekolah ini pun ia tau, sekolah ini adalah sekolah orang orang kaya. Namun ia tidak tau darimana widuri bisa menyekolahkan nya di sekolah bertaraf internasional ini bahkan sama berkelas nya dengan SMA Bimantara.

"Eh itu anara!" Pekikan seseorang membuat Nara menoleh.

"Iya penampilan nya berubah!"

"Kata nya sih hilang ingatan loh"

"Oh efek hilang ingatan jadi nya sok cantik. Dia tetep aja cupu meski gak pake kaca mata!"

"Tapi cakep si, pangling"

"Gak tu b aja"

Nara memandang malas pada tante berkedok siswi itu! Memang si riasan wajah mereka natural dan rambut nya pun tidak berwarna aneh, tetap hitam. Namun ia bisa melihat dengan jelas, berapa lapis bedak yg mereka pakai yg jelas itu cukup tebal untuk menutupi wajah jelek mereka.

Ia melanjutkan langka nya, namun seketika berhenti "adeuhhh ogeb! Ruangan kelas gw di gedung sebelah mana ya" gumam nya. Kemudian melirik pada siswi siswi yg tengah menatap sinis ke arah nya. "gak mungkin kan gw tanya mereka?" Gerutunya, ia melanjutkan langka nya mencari seseorang yg bisa ia tanyai.

Ia melihat krystal, berjalan angkuh bersama geng nya memasuki gedung kiri. "Gue seangkatan sama tu beling, berarti gw di gedung yg sama kayak dia" ia memilih berjalan ke gedung kiri.

Bruk.

"Anjing! Bokong kecil gw" ringis Nara.

"Sorry, lu gak kenapa kenapa kan?" Tanya nya

Nara mendongak menatap malas si lelaki yg menabrak nya "Sakit bego! Liat dong badan lu yg gede ini nabrak badan gw yg mungil begini, ya mental lah gw! Sakit nih. Bantuin gw bangun" Omel Nara. Membuat lelaki itu terperangah

Lelaki itu membantu anara "lu murid baru?" Tanya nya.

"Bukan! Lu gak kenal gw emang?" Tanya Nara balik

"Gw gak pernah lihat lo!"

Nara berdehem kemudian mengibaskan rambut nya so cantik, dan mengulurkan tangan nya "kenalin gw Nara_ Anara kelas 12 IPA dua" ia tau kelas nya sebab, di buku anara tertulis kelas anara.

Lelaki itu melotot tak percaya "lo_?Bercanda?! Lo gak pake kaca mata lagi?"

"Enggak! Kenapa? Terpesona ya? Tapi tunda dulu terpesona nya! Anter gw ke kelas! Gw gak inget kelas gw dimana" Nara langsung menarik lelaki yg tidak menerima uluran tangan nya itu.

"Yg mana kelas gw?" Tanya nya saat menaiki tangga.

"Ck. Lantai 2 kita sekelas loh! Lo lupa? " Decak si lelaki itu.

"Iya gw abesia. Jadi gak inget sama lo, btw siapa nama lo?" Tanya Nara

"Amnesia bukan abesia!" Koreksi nya

"Oh udah ganti ya" sahut Nara asal

Lelaki itu menatap aneh pada Nara 'hilang ingatan bisa bikin sikap orang berubah juga' batin nya

"Nama gw Dev. Ketua kelas di kelas kita, sekaligus Ketua OSIS di sekolah ini. Dan fyi kita sahabatan" ucap Dev.

"Gw sahabatan sama Ketua OSIS? Daebak!" Pekik Nara, kemudian merubah raut wajah nya menjadi datar "biasanya Ketua OSIS musuh gw bukan sahabat" gerutu nya dengan mata malas nya itu.

"Apa lo bilang?" Tanya Dev mendengar sayup sayup gerutuan nara.

"Gak! Eh_ ini ya kelas nya" ucap Nara saat mereka sampai.

"Iya lo duduk di kursi paling depan" ucap dev

"Apa?" Pekik Nara frustasi. "Gw benci kursi depan" lirih nya

.

.

Nara dan Dev masuk kedalam kelas yg sudah nampak ramai siswa siswi di kelas nya. Nara duduk di kursi yg Dev tunjuk.

"Dev! Itu anak baru ya?"

"Iya Dev cakep deh!"

"Kenalan dulu dong"

"Kok duduk di tempat nya si anara sih"

"Guys... Tenang!" Ucap Dev dengan suara lantang, sedangkan yg menjadi omongan orang orang tengah terpejam di balik lipatan tangan nya.

"Dia ini anara teman sekelas kita. Dia udah sembuh namun mengalami anemia jadi dia lupa ingatan. Tolong di maklumi ya semua nya!" Ucap dev

"Amnesia ogeb!" Timpal cowok yg bernama doni

"Lawak lu!" Cibir sean.

"Biar kagak terlalu serius kawan kawan" celoteh Dev.

"Alah garing!"

"Eh Nara lo cakep deh gak bergaya cupu lagi" ucap sean. Anara menegakkan tubuhnya menatap sinis ke arah sean. Membuat cowok itu ciut seketika.

Brak.

Semua di kelas terkejut atas gebrakan nara.

"Mampus lo se! Nara kayak nya berubah jadi reog" bisik zio

"Shttt diem lu!" senggol sean.

Semua menatap ke arah Nara dengan pandangan tak percaya , dan was was menunggu sepatah kata yang Nara akan ucapkan. Krikk krikkk (hening seketika suasana kelas)

"Gw mau pindah kursi duduk! Gw mau duduk di sana!" Tunjuk Nara pada kursi paling belakang.

"Bukan nya lo gak suka duduk di belakang karena gak kelihatan?" Sahut gadis yg duduk di barisan kedua entah siapa itu nama nya.

"Gw sekarang bisa lihat. Gw mau pindah" Nara memandang sinis kearah Dev.

"Iya lo pindah kebelakang sana! Woy lu yg di belakang pindah cari kursi lain" usir Dev.

Nara pun kesenangan duduk di paling belakang dan sendirian, itu adalah hal ternyaman bagi nya.

"Nara berubah! Biasa nya ngomong lembut, aku kamu lagi. Sekarang kasar" celoteh yg duduk di kursi kedua  itu bernama lala

"Iya la. Berubah banget, efek amnesia kali ya" kata teman nya bernama Rani.

Di sisi lain, Nara mulai terlelap sambil menunggu bel masuk pukul 7.30 nanti. Hal yg biasa ia lakukan, ia lupa jika ia bukan naraya pembuat onar lagi melainkan sosok anara yg pintar, rajin dan lugu.

Bel masuk sudah berbunyi, seorang guru killer masuk dan memulai pelajaran. Seseorang yg berada di samping kursi naraya menyenggol lengan gadis itu, agar ia terbangun.

"Pssttttt, Nara bangun, bu dwi udah masuk" bisik teman sebangku nya yg bernama gisel.

Belum Nara terbangun, guru itu sudah menyadari ada siswi yg tidur di kelas nya.

"Kamu! Siapa yg di belakang itu?" Tunjuk nya pada Nara "kenapa tidur di jam pelajaran! Bangun kan!" Teriak nya.

"Nara bangun, bangun nar. Aduh bisa abis lo di hukum sama bu killer" ucap gisel sambil mengguncang tubuh anara.



Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang