Pagi hari yg cerah, anara sudah bersiap kembali ke sekolah. Hari ini ia berangkat bersama Leon! Yups Leon, mama Leon yg menyuruh sang anak menjemput anara dengan alasan, anara sedang sakit kasihan bila berangkat sekolah sendiri.
Anara pun sudah menghubungi Cakra agar tak menjemput nya, karena pagi pagi Leon sudah duduk di dalam kedai nya bersama mama nya. Niat sekali tante suci ingin menjadi kan anara menantu, seperti nya ia juga tak begitu menyukai kristal. Sampai sepagi ini ia mengunjungi rumah widuri, dan sarapan bersama.
"Kalian hati hati di jalan ya... Leon jaga nara nya baik baik" Peringat suci.
"Kami berangkat." Pamit mereka.
Dalam perjalanan anara tidak menyia nyiakan kesempatan untuk bertanya perihal Dafri.
"Leon, lu kenal Dafri udah lama?" Tanya nara saat mereka dalam perjalanan.
"Iya. Kenapa lo tanya soal dia?" Jawab Leon dengan wajah yg menyendu.
"Lo deket banget sama dafri?"
"Iya. Dia gue anggap adek gue sendiri, lo pernah kok ketemu dia dulu waktu dia anter gue ke rumah lu" Ucap Leon "waktu kita masih deket' lanjut nya dalam gumaman yg tidak Nara dengar.
"Gue gak inget" Kata nara "lo berteman sama kristal udah lama juga ya?"
"Iya. Gue kenal dia sejak SD." Leon menyahuti nya karena ia berpikir anara sedang mencoba mengingat kembali ingatan yg hilang.
"Lo tau dong sedekat apa kristal sama dafri?" Tanya nara lagi.
"Iya.. Dafri sayang banget sama kristal begitu juga kristal" Jawab Leon.
'Jadi leon gak tau apa apa..' gumam nara dalam hati.
"Kalo lo? Lo sayang sama kristal?"
"Sayang.. Dia temen gue dari SD. Dan sekarang pacar gue, of course gue sayang" Sahut Leon.
Nara melihat dengan jelas ketulungan dalam setiap kata Leon dalam menyebut kata sayang. Seperti nya leon benar benar menjalankan keinginan dafri sebelum ia meninggal.
'apa kalau lu tau perlakuan kristal ke dafri begitu jahat, lo bakal tetap bertahan? Si cicak gak ngasi tau Leon apa gimana ya?' tanya nara dalam hati.
Leon menurunkan anara di jalan tak jauh dari sekolah nya "sorry gue cuma gak mau kristal salah paham. Apalagi sampe bully lo" Ucap Leon dengan tak enak hati.
"Its oke. Sans aja" Kata nara
"Maaf juga gak jenguk lo. Gue takut kristal tau terus malah bully lo" Ucap Leon
"Thanks udan perhatian sama gue Leon. Lu santai aja, udah sana!" Kata nara.
'Gue tau, maksud lu baik biar anara gak di bully. Good boy!' ucap nara dalam hati
Leon mengangguk kemudian meninggalkan anara, anara harus bejalan sekitar tiga menitan menuju sekolah.
Sampai di depan sekolah ia melihat Denis datang membonceng putri, dan menurunkan nya. Denis sudah mulai menjalankan rencana mereka dengan mendekati putri.
"Thanks ya Denis" Ucap putri dengan senyum malu malu.
"Iya. Nanti gue jemput lagi" Kata Denis.
"Oke. Gue duluan ya" Pamit putri.
Setelah putri pergi, nara menghampiri Denis "thanks ya udah bantuin gue sejauh ini" Ucap nara sungguh tak enak hati selalu melibatkan Denis.
"Lo adek gue, anak angkat nya mama Keisha, adek nya bang gerald, anak angkat papa samuel. Lo keluarga gue Ra, kita keluarga sejak dulu. Mama lo mama gue juga, begitu pun sebalik nya. Jangan sungkan, gue kan abang lo" Ucap Denis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam)
Short StoryKisah gadis bar bar yang transmigrasi ke tubuh gadis cupu.