32.

959 39 2
                                    

Anara tampak duduk di motor matic baru, milik nya. Alasan pada sang ibu adalah, itu motor Denis yg di pinjamkan untuk anara pulang pergi karena pulang les itu malam. Widuri setuju setuju saja akan hal itu.

"Mana sih cewek yg berhasil bikin bang ge klepek-klepek" Gerutu nara. Ia niat sekali bahkan setengah tujuh pagi sudah nongkrong di depan gerbang, biasanya jam segitu baru berangkat.

"Ra"

Anara menoleh pada cakra yg baru saja mematikan motor sport nya tak jauh dari anara berada, ia menaikkan sebelah alis nya seolah bertanya. "Apa"

"Kenapa gak tunggu gue jemput? Ini motor siapa? " Tanya cakra, pasal nya lelaki itu menjemput anara tapi ibu nya berkata anara sudah berangkat.

"Bukan urusan lu" Jawab anara singkat

"Lo marah ra?" Lirih cakra melihat anara yg sama sekali tidak mau menatap nya, anara yg biasa tersenyum sumringah telah hilang.

"Maafin gue ya" Cakra mengelus pucuk kepala anara.

"Ck! Lebay. Gue gak marah" Ketus nara

"Gue_" Cakra langsung terdiam saat nara memberi isyarat dengan tangan nya agar cowok itu diam.

Anara memastikan pengelihatan nya, melihat denis datang dengan mobil nya bersama dengan seorang wanita.

Anara langsung menghampiri Denis dan wanita itu, sedangkan cakra hanya melihat dari tempat nya berdiri.

"Selamat pagi tante.. " Sapa nara

"Pagi... Kamu anara ya? Imut imut deh" Ucap Keisha

"Hehe iya tante. Maaf pagi pagi udah nara buat repot" Ingin rasanya anara memeluk mama kedua nya itu, tapi tidak mungkin ia bukan naraya kini.

"Gak apa, buat pacar nya Denis apa sih yg nggak" Celoteh Keisha.

"Eh nara bukan pacar nya Denis tante" Sangkal nya

"Ooohh bukan ya? Jadi apa?"

"Calon kakak ipar nya Denis hehe" Cengenges nara

Degg

Keisha teringat anak tiri nya, gerald 'pantas wajah nya tidak asing' gumam nya dalam hati.

"Nara cuma bercanda ma! Dia emang begitu, semua cowok mau di jadiin suami" Delik denis membuat anara cemberut.

Denis dan gerald hanya satu ayah, ibu nya Denis seusia dengan ibu nya naraya sekitar 39 tahunan. Sedangkan ibunya gerald sudah wafat sejak gerald berusia 8 tahun.

Singkat cerita urusan pembayaran pun beres dengan menggunakan uang pribadi anara. Anara mengantar Keisha sampai mobil nya.

"Maaf tante sudah buat repot, dan Terima kasih banyak atas bantuan nya"

"Iya sama sama. Kapan kapan main, ya kerumah tante" Pinta keisha

"Siap tante"

.

.

.

"Aku tidak mau tau! Cari siapa peneror ku semalam! Kalo ketemu langsung bunuh saja" Ucap desi pada seseorang di sebrang telpon.

'Sesuai permintaan. Jangan lupa bayaran nya' ucap seseorang

"Ck! Selalu perhitungan!" Ucap desi kemudian mematikan telpon nya.

"Kenapa juga CCTV rumah bisa mati begini, apa mas brama tidak pernah menghidupkan" Gumam nya, yg saat ini tengah berada di ruang kerja sang suami karena penasaran seperti apa wujud si pengirim paket itu " Aku harus tanya mas brama" Ia pun berjalan untuk memanggil suami nya dengan kaki yg masih terasa sakit.

Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang