"Cicak cicak di dinding.. Lu kenapa sih dari semalem diem diem bae!" Celoteh Nara yg kini berada di boncengan Cakra "Gue dari tadi ngomong lu cuma jawab hem.. Hem.. Hem. Lagi sakit gigi ya" tanya nara.
"Gak" jawab Cakra singkat.
Mereka pun sampai di sekolah, anara langsung turun dari motor Cakra dan mengembalikan helm pada lelaki itu "pulang sekolah gak usah nungguin, balik duluan aja gue mau ada urusan" kata Nara.
"Mau kemana? Gue anter aja" kata Cakra.
Anara menggeleng "gak usah soal nya gue mau cari sugar daddy, kalau ada lu nanti lu bikin kacau" ucap Nara dengan santai nya, sedangkan Cakra melotot tak percaya.
"SERIUS LO? LO MAU GUE CINCANG ANARA!!!" Pekik nya. Anara sontak terbahak
"Hahahah gitu dong! Ngomong jangan hem hem aja kayak tadi. Lo tuh harus di pancing dulu ya baru mau ngomong" ledek anara. "Ayo" anara langsung menyeret Cakra menuju ke kelas tak lupa menggait leher Cakra hingga cowok itu berjalan sambil tertunduk.
"Lepas kampret!" Delik Cakra.
"Biar aja kenapa sih? Biar kelihatan akrab cak!" Kata Nara.
"Pegel anjir" Cakra langsung melepaskan lengan gadis itu yg bertengger di lehernya. "untung gak bau ketek lu" kata Cakra.
"Ya nggak lah. Gue harus wangi dan tampil cantik" ujar nara "gue kan mau cari sugar daddy" ucap nya setengah berbisik pada cakra
"SERIUS LU BOCIL! AWAS GUE BILANGIN IBU LO HMMPPHH..." Mulut Cakra langsung di bekap oleh gadis itu
"Ck! Berisik banget sekali nya bersuara" decak Nara kemudian melepaskan tangan nya dari mulut Cakra.
"Gue bercanda cicak. Lo tenang aja, gue gak akan cari sugar daddy ko" ucap Nara seketika membuat hati Cakra tenang.
"Jangan bercanda kayak gitu lagi. Awas aja kalo sampe beneran gue aduin ke nyokap lo" ancam Cakra.
"Ish main nya aduan males deh" dengus Nara "lagian siapa yg mau cari sugar daddy orang gue udah punya calon cowok gue" ucap Nara sambil tersenyum genit ke arah Cakra.
Cakra sedikit salah tingkah "ekhem, siapa?"
Nara mendekatkan diri pada Cakra "sini gue bisikin" Cakra langsung menunduk "daddy lo" bisik Nara membuat Cakra melotot. Nara terbahak kemudian berlari menjauh dari Cakra.
"Shit! Anara" ucap Cakra menggeram.
.
.
.
Di tempat lain, Brama membawa dua buket bunga yg cukup besar, satu buket mawar merah untuk almarhum istri nya dan satu buket bunga lily untuk makam naraya.
"Selamat pagi dua bidadari kesayangan papa" ucap Brama yg duduk di antara kedua makam itu. "Papa rindu kalian" ucap nya lirih.
"Mama.. Maaf papa udah mengecewakan mama di akhir hayat mama. Tapi satu hal yg harus mama tau, papa sangat mencintai mama hingga saat ini. Maaf udah membagi kasih sayang papa kepada orang lain dan mengecewakan putri kita" lirih Brama kemudian menaruh buket bunga itu sambil mengusap batu nisan istrinya.
Kemudian ia beralih pada makam Naraya "maafkan papa putri kesayangan papa.. Maaf tidak bisa menjaga mu, dan selalu mengecewakan mu. Meski papa terkesan cuek, papa sangat menyayangi kamu, putri kecil papa, maaf tidak bisa menjadi sosok ayah yg baik" ucap nya lirih, kemudian meletakkan sebuket bunga lily, setelah itu ia memanjatkan doa untuk kedua perempuan berarti dalam hidupnya.
"Papa kehilangan dua harta papa yg paling berarti.. Papa pamit, semoga kalian dua bidadari papa bahagia di sama" ucap Brama sebelum meninggalkan kedua makam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam)
Short StoryKisah gadis bar bar yang transmigrasi ke tubuh gadis cupu.