37. Penyesalan leon

877 31 0
                                    

Sore hari menjelang malam, gavin baru pulang ke kediaman nya, ia pulang dengan menyiapkan berbagai macam alasan yg akan ia gunakan untuk istri nya.

Namun, nihil. Ia tidak menemukan keberadaan sang istri begitu pun dengan Leon.

"Bi..! Bi ijah" panggil gavin

"Ya tuan?" Bi ijah langsung menghampiri majikannya.

"Nyonya sama Leon kemana?"

"Nyonya di rumah sakit tuan.. Tadi pagi nyonya pingsan" ucap bi ijah

"Apa?!" Gavin melotot tak percaya "
Pingsan?" Tanya nya memastikan

"Betul tuan.. Nyonya pingsan"

"Astaga.." Gavin langsung pergi menyusul sang istri ke rumah sakit.

.

.

.

Di rumah sakit.

Anara datang membawakan Leon makanan untuk ia makan saat ini dan untuk nya makan lagi jika malam nanti kembali lapar, tentu nya itu semua atas permintaan ibu nya, sedangkan untuk suci, Widuri menyiapkan buah jeruk yg sudah di kupas dan juga melon yg sudah di iris, sebab belum di perbolehkan makan sembarangan.

"Selamat malam" Sapa anara.

Ia langsung dapat melihat suci yg tersenyum ke arah nya dan Leon yg tertidur di atas sofa dengan masih memakai baju yg sama seperti tadi pagi. Bisa di tebak, Leon tidak mandi bahkan ganti baju. Wajar kan saja lah, ia sedang patah hati yg begitu berat.

"Malam Nara" ucap suci

Nara melangkah mendekati suci "tante Nara di titipin buah buahan buat tante. Tapi maaf ya, gak ada makanan lain soalnya kata ibu takut salah kasih" ucap Nara sambil mengeluarkan kotak makan berukuran cukup besar dari dalam toge bag.

"Sampaikan terimakasih tante sama ibu kamu ya nak" ucap suci.

"Iya tante, ibu juga nutupin ini" Nara menujukan rantang makanan yg ia bawah "untuk Leon tante" lanjut nya.

"Terimakasih ya.. Maaf merepotkan. Padahal Leon bisa makan di kantin rumah sakit saja" ucap suci.

"Hehe.. Gak repot kok tante, lagian kan yg masak ibu bukan aku" cengengesan Nara

"Kamu ini! Sama aja lah buat repot" kata suci.

'Syukur lah tante suci udah balik ceria lagi, meskipun gue yakin hati nya masih terluka' batin anara.

Anara bersyukur sekali suci sudah mau banyak bicara lagi, ia senang karena suci tak berlama lama dalam keterpurukan nya, setidaknya ia tidak terlalu merasa bersalah jika keadaan suci sudah membaik.

"Bangun kan saja Leon nya anara. Dia sudah tidur dari tadi" titah suci

"Iya tante" anara bergegas menghampiri Leon, sebelum membangunkan cowok itu ia menaruh rantang nya dulu di atas meja.

Puk

'Anget badan nya' batin anara

"Leon bangun!" anara dengan tanpa belas kasih nya menepuk keras pipi Leon yg membiru

Puk

"Bangun singaaaa!" Ia menepukkan lagi tangan nya di pipi cowok itu.

Suci meringis melihat nya, namun ia tidak juga menegur kelakuan anara.

"Awhh... Sakit jrit!" Pekik Leon

"Oh? Sakit ya?" Tanya Nara dengan memasang wajah tanpa dosa nya

"Shit! Gak liat apa? Pipi gue biru biru!" Gerutu Leon.

Transmigrasi Badgirl (Pembalasan Dendam) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang