Bab 25❗

2K 58 1
                                    

"Sial, Ra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sial, Ra." katanya frustasi. Aku tahu dia ingin meraih belakang kepalaku dan mendorong wajahku agar aku segera menyentuh kemaluannya dengan mulutku, tetapi ia menahan dirinya sendiri untuk memberiku waktu. Semua terlihat jelas dari pembuluh darah di lengannya yang semakin menonjol saat ia mengepalkan seprei dengan telapak tangannya, dan juga otot pahanya yang mengencang. Pria-pria baik ini sepertinya tidak pandai menyembunyikan apapun dariku, baik Efran maupun Alex.

Dia memberiku waktu, aku memanfaatkannya dengan baik. Aku perlahan mendekatkan bibirku pada kepala kemaluannya yang besar. Aku menelan ludah lalu mencium ujung kepala kemaluannya.

Dia menghela nafas tajam. "Kau terlihat luar biasa." Katanya. Dia berusaha mengamati apa yang aku lakukan pada kemaluannya, dan tiba-tiba aku merasa seksi. Itu sudah cukup untuk membangkitkan kepercayaan di dalam diriku, aku bersemangat untuk membuatnya melupakan semua video porno yang mungkin pernah ia tonton sebelumnya.

Aku menciumnya lagi, ingin dia merasakan sentuhan hangat bibirku yang basah. Seperti sungguh merasakannya ia mengeryit menatapku.

"Jika kau terus menciumku seperti itu, aku bisa meledak sekarang juga, karena aku sangat menyukai ciumanmu." Kalimatnya meluncur dari mulutnya dengan terbata-bata.

Aku memasukkan kepala kemaluannya ke dalam mulutku, lalu menghisapnya seperti aku menghisap es krim batang. Aku pencinta es krim.

"Sial, Ra. Aku tidak ingin meledak sekarang." suaranya terlalu serak dan ia berdehem.

Lalu dengan sedikit menunduk aku membuka mulutku melahap batang kemaluannya sampai ujung kepala kemaluannya menyentuh tenggorokkanku. Pinggulnya menarik mundur kemaluannya saat ia merasakan tenggorokkanku, dan aku batuk.

"Pelan-pelan, Ra," katanya lembut.

"Maafkan aku," sahutku.

"Jangan memaksakan dirimu untuk menelan semua panjangku," katanya. Aku ingin melahap kemaluannya sampai ke pangkal pahanya, tetapi itu mungkin tidak akan berakhir dengan baik. Aku akan mencari kiat-kiat oral seks setelah ini, tetapi sekarang aku akan menurutinya.

Aku kembali menatap kemaluannya dengan sedikit mengeryit. Aku bisa melakukannya, demi Alex. Menguatkan diriku sendiri aku mengambil batang kemaluannya yang panjang lalu memasukkannya ke mulutku hanya sampai aku merasa cukup, lalu tanganku menggenggam sisa panjangnya sampai ke pangkalnya.

Aku lalu menariknya keluar dari mulutku dan kembali memasukkannya dengan gigi-gigiku mencakar lembut ototnya yang keras, sambil tanganku memeras lembut panjang batangnya. Aku menghisapnya dengan bibirku, lalu dengan gigiku, memberinya tekanan yang cukup seperti yang diberikan leher rahimku.

Dia menyunggingkan senyum di salah satu sudut bibirnya dengan mengerang kesenangan sangat dalam. "Tunggu, Ra." Suara seraknya menghentikanku.

Aku mengeluarkan panjang kemaluannya dari mulutku dengan bunyi pop basah yang samar, lalu menatapnya bingung.

Rose Thorns: Dara's Love Journey #1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang