Aku kembali menatap pintu masuk.
Aku tidak yakin apa yang aku lakukan sekarang, tetapi yang aku tahu pasti bahwa Alex belum juga tiba di bar hotel tempat acara reuni non resmi ini belangsung. Sebenarnya ini bukanlah acara reuni melainkan acara rutinan yang dilakukan teman-teman seangkatanku setiap akhir semester hanya untuk saling menyemangati dan menanyakan kabar satu sama lain.
"Ini minumanmu." Bianca menyodorkan padaku segelas wine. Aku mengambilnya lalu menyesap sedikit. Aku bukan seorang sangat menyukai wine, hanya saja terkadang aku merasa dapat menghabiskannya.
"Apa kalian selalu mengadakannya di tempat ini?" Tempat ini luar biasa. Meskipun ini adalah bar di hotel tetapi pemandangan yang disuguhkan sangat indah. Dari pintu masuk, sisi sebelah kiri penuh dengan meja panjang dengan empat sampai lima bartender yang siap melayani. Sedang kan di sisi sebelah kanan terdapat pintu kaca yang menuju ke kolam renang di luar. Bagian tengahnya merupakan lantai yang luas, yang saat ini terisi penuh dengan orang-orang yang menari mengikuti alunan musik.
"Iya. Bar disini yang terbaik." Bianca mengambil posisi duduk di kursi di sampingku.
"Apa ada aturan baru boleh membawa orang lain ke acara reuni?" aku bertanya. Karena sejak tadi aku hampir tidak mengenali siapapun yang menari di lantai dansa di hadapanku.
"Iya. Sejak akhir semester dua. Kau tahu teman-teman kita tidak semuanya melanjutkan ke Jakarta, bukan? Kau, misalnya. Oleh karena itu, jumlah yang berkumpul menjadi berkurang, sehingga kami memutuskan untuk mengajak yang lainnya untuk bersenang-senang juga." Jelasnya.
"Aku mewakili teman-teman kita yang tidak hadir saat ini menyampaikan permohonan maaf karena memilih melanjutkan persiapan menuju masa depan gemilang kami di tempat lainnya, dan bukannya di Jakarta." Aku mengatupkan tanganku dan menunduk memohon maaf dengan sopan.
Bianca hanya bisa menertawakanku. "Tidak masalah. Kalian bisa bergabung kapan saja, karena kalian juga termasuk member original acara ini." giliran aku yang tersenyum mendengar perkataannya.
Mereka mungkin member original, tetapi aku tidak. Aku hanyalah seorang yang beruntung bisa diberi kesempatan berteman dengan orang-orang kaya dan melihat serta mencoba sedikit saja manisnya kehidupan mereka. Kehidupanku selama sekolah akan terdengar seperti cerita dongeng jika aku ceritakan sekarang juga. Betapa tidak satupun dari orang kaya itu membeda-bedakan orang ketika berteman. Semua mereka bersikap baik padaku. Bahkan Alex.
"Aku bertemu Alex."
Bianca menoleh padaku. "Lalu apa yang terjadi? Kau pasti sangat gugup. Aku tidak sempat memberitahumu bahwa dia tinggal di lantai bawah apartemenku karena yang kupikirkan sepanjang hari ini hanyalah bagaimana membuatmu terlihat luar biasa malam ini. Sekali lagi maafkan aku." Bianca mengoceh setengah merengek.
"Cih! Aku kira kau memang tidak ingin aku tahu tentang itu, padahal kau tahu aku menyukai Alex. Aku... aku hampir tidak bisa berdiri tegap saat dia menatapku. Gaya tarik tubuhnya membuatku ingin jatuh ke pelukannya saat itu juga." Bianca tahu siapa Alex bagiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Thorns: Dara's Love Journey #1
Romansa❗WARNING ADEGAN DEWASA DI BEBERAPA BAGIAN❗ *belum revisi Dunia tidak bersahabat bagi seorang wanita dengan payudara yang besar. Seperti itulah yang Dara pelajari dari kehidupannya. Bahkan melihat ketulusan pun menjadi sulit. Sampai dia bertemu kemba...