Chapter 5 : "This mess!"

322 25 39
                                    

"IBU!!!" pekik Edgar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"IBU!!!" pekik Edgar

"What? Kenapa harus berteriak?"

Sang Ibu terpaksa harus mempercepat langkahnya, raut wajahnya terlihat kesal karena Edgar tiba-tiba berteriak memanggil.

"Dimana Ivy?"

"Ivy?"

Ny. Brennan berdiri di depan pintu, melihat Edgar putranya yang sudah sangat marah, terlihat dari kedua alis matanya terangkat dengan garis kerut di area dahi.

"Ivy...Ivy pergi dengan Ronan" katanya gugup.

"Ronan? Siapa yang mengizinkannya pergi? Ibu?" Tuding Edgar.

"Hei, Ronan sahabat baik Jeremy. Jadi tidak masalah kan, jika Ronan membawa Ivy pergi"

"Ronan tentu hanya akan membawa Ivy datang ke pertemuan yang membosankan"

"Ibu mempercayainya?" Tanya Edgar merencah, Ny. Brennan sontak terdiam tidak berkutik.

Edgar menghela nafas panjang, dengusannya dingin disertai hempasan tangan yang terlalu kuat karena sungguh Edgar sangat kesal dengan Ivy yang pergi tanpa meminta izin padanya.

Edgar keluar dari kamar Ivy dan di ikuti oleh Ny. Brennan, Edgar nampak melakukan panggilan telepon dengan seseorang di seberang sana, panggilan itu hanya berlangsung 10 detik sebelum di akhiri dengan anggukkan kepala yang nyaris samar.

"Edgar, Ibu mohon...jangan terlalu keras dengan adikmu, Ivy sudah dewasa..bi..." katanya terpotong oleh Edgar yang tiba-tiba menatap tajam sang Ibu.

"Biarkan Ivy berteman dengan bebas? Itu mau Ibu?"

"Edgar, dengarkan Ibu...."

"Tidak, bu! Aku tidak mau mendengarkan apapun dari Ibu" kata Edgar tuk kemudian beranjak pergi begitu saja.

********

"Ronan terus menelpon" kata Ivy yang sedari tadi terlihat gelisah, melihat layar di ponselnya terus muncul nama Ronan.

"Abaikan saja, menunggu 30 menit kedepan, aku pikir tidak akan membuatnya bosan" kata Nero.

Nero bahkan sudah naik ke atas tubuh Ivy dan mengungkungnya penuh. Kedua tubuh setengah telanjang itu sudah bersiap ke tahap intercouse setelah memperpanjang foreplay sejak keduanya masuk ke dalam kamar.

"Nero..."

"Hmmm"

"Bagaimana jika Edgar melihat ini?"

"Memangnya kenapa? Biarkan dia melihatnya"

"Kau tidak takut?"

"Takut? Sama sekali tidak"

Ivy tersenyum sangat manis, entah ungkapan apa yang tersirat di ukiran garis sudut yang membentuk bulan sabit itu, Ivy tiba-tiba kehilangan rasa takutnya setelah mendengar pernyataan Nero, seakan ungkapan itu bisa dijadikan Ivy sebagai sebuah pelindung.

UNHOLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang