Chapter 19 : "You'll look beautiful in this dress"

112 8 3
                                    

"IBU!!! TOLONG AKU!!! IBU!!!" Ivy menggedor-gedor pintu, berharap siapapun bisa menolongnya dari luar sana.

Sementara Jeremy berjalan semakin mendekat, pistol yang dipegang pun diturunkan. Langkahnya seakan mengirim sebuah teror, mempertahankan senyum dengan tatapan penuh intimidasi.

"Jangan mendekat!" Ivy menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kembali ke tempat tidurmu!" Perintah Jeremy.

"Tidak! Aku tidak mau!" Tolaknya

Merasa ada celah, Ivy berlari ke arah kamar mandi dan mengunci pintunya dari dalam. Spontan Jeremy menghentikan langkahnya, memutar kepalanya mengikuti pergerakan Ivy. Sejenak menghela nafas panjang karena merasa jengah dengan ucapan yang tak pernah menjadi hirauan wanitanya.

"C'mon Honey, selama aku masih bisa mengatasi batasanku. Jadi menurut saja, apa susahnya?" Jeremy berjalan memutar menuju kamar mandi.

"TIDAK! AKU TIDAK MAU! PERGI DARI SINI!!!" teriak Ivy dari dalam kamar mandi.

"Jadi sekarang, apa maumu?" Tanya Jeremy yang sudah berdiri persis di depan pintu kamar mandi.

"Selain memintaku pergi" sambung Jeremy.

"KAU INGIN TAHU APA MAUKU?" Teriak Ivy.

"Hmmm"

"AKU INGIN BERTEMU NERO! AKU BUTUH NERO! AKU INGIN NERO SELAMAT!" teriaknya lagi, suaranya mulai terdengar sumbang.

"Permintaan itu terdengar berlebihan, Aku tidak bisa memastikan bajingan itu hidup atau mati" kata Jeremy.

"AKU TIDAK MAU TAHU! AKU INGIN BERTEMU NERO SEKARANG!"

"Menyingkirlah dari pintu!" Kata Jeremy.

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Menyingkirlah dari pintu!" Perintahnya lagi.

Ivy mengernyitkan dahinya heran, untuk apa ia diminta menyingkir dari pintu? Kenapa Jeremy tahu, jika ia berdiri persis di balik pintu? Karena Jeremy terus memberi perintah yang sama, pada akhirnya Ivy menurutinya.

DORRR!

DORRR!

DORRR!

Jeremy menembaki gagang pintu hingga menjebol kuncinya, dengan mudah pintu itu pun didorongnya. Ivy yang rupanya meringkuk tidak jauh dari pintu bergegas bangkit dan berlarian berniat menghindari Jeremy.

Namun sayang, upaya Ivy melarikan diri pun gagal. Jeremy berhasil menangkap Ivy dengan memeluk perutnya dari belakang, Ivy terus memberontak dengan memukuli tangan Jeremy agar mau melepasnya.

"LEPASKAN AKU! LEPASKAN!" Ivy berteriak histeris.

Jeremy tidak peduli, ia terlalu geram dengan wanitanya yang selalu membangkang padanya. Jeremy lantas menggendong Ivy, membawanya keluar dan dinaikkannya lagi ke atas ranjang.

********

Next day, 8.45 AM

"Aku mencari seseorang yang sudah menggunakan kartu kredit ku, terakhir dia melakukan transaksi di Hotel ini" tanya seorang pria. Siapa lagi? tentu saja dia Ronan.

Perjalanan 3 jam menempuh Navy yard membuat Ronan gelisah bukan kepalang, raut wajahnya cemas dan khawatir memikirkan sahabatnya, sejak terakhir ia melarang menghubunginya tak serta merta membuatnya tenang.

Terlebih ia mendengar jika Jeremy menemukan persembunyian Nero dan Ivy melalui informan kepercayaannya. Semua orang tentu tidak akan percaya, jika Jeremy sudah seperti dewa yang bisa melihat dan mengetahui apapun dalam diamnya.

UNHOLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang