Chapter 11 : "I want you so bad tonight, baby"

247 9 0
                                    

Apa yang dilihat Ivy bergerak sangat lambat, ia bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri, kenapa jantungnya berdegup sangat kencang? Beberapa kali mencoba berkedip tetap tidak bisa dilakukannya. Bola mata itu terus membulat meski pandangannya sangat cekung dan redup.

"Ivy...." Seperti ada yang memanggil namanya, Ivy dengar, namun Ivy tidak bisa mengenal si pemilik suara.

Ivy hanya bisa menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan gerakan lambat, tubuhnya sama sekali tak berdaya, apa gravitasi bumi ini mulai menipis? Tubuhnya seperti dilempar ke atas ketinggian lalu terjatuh lagi ke tanah seperti dihempaskan.

BUGH...BUGH....BUGH....

Bogem mentah mendarat tepat di kepala Theo, pria bertubuh jangkung itu spontan terjungkal ke lantai, tak sampai disitu, merasa kesal. Pria itu lantas menendangi, menginjak-injak Theo hingga benar-benar terkapar tak berdaya.

"Wow..wow...cukup, cukup bro!" Kata Cole berniat menjauhkan pria itu dari Theo.

"BERANI-BERANINYA KAU!" Geram pria itu.

"Oke..oke...aku sebagai temannya, aku minta maaf, sungguh! Aku minta maaf untuknya" kata Cole memohon maaf untuk Theo, pria jangkung itu sudah tak berdaya meringkuk di lantai sembari memegangi perutnya yang sakit karena tendangan pria tersebut.

Sedangkan pria itu tidak menjawab, ia masih sangat marah. Khawatir emosinya akan semakin meledak jika mereka terus banyak bicara, ketegangan itu semakin terlihat mencekam ketika Ivy tiba-tiba saja muntah-muntah sampai terjatuh ke lantai.

Pria itu panik, ia bergegas menghampiri Ivy tuk kemudian memakaikan pakaiannya kembali, ia juga terlihat melepas jaket kulitnya guna membungkus tubuh yang masih menggigil itu agar merasa lebih hangat, barulah ia menggendong Ivy yang sudah tak berdaya itu pergi dan keluar dari pesta brengsek yang di gelar Cole.

"Dasar idiot!" Kesal Cole yang memukuli kepala Theo.

"Aku belum menidurinya! Kenapa kau kesal?" Kata Theo seperti tidak merasa bersalah.

"Jika Jeremy mendengar ini, kau tentu tidak akan selamat darinya" kata Cole masih sangat geram.

"Siapa yang peduli?" Kata Theo meremehkan.

"Kau tahu? Langit saja, tidak pernah menjelaskan kenapa dia tinggi, kau ini siapa? Berhati-hatilah dalam bicara, karena jika dia mendengarnya. Mungkin dia bisa memaafkanmu, tapi tidak untuk melepaskanmu begitu saja, ingat itu!" Tekan Cole dikalimat terakhirnya.

Theo terdiam memandangi punggung sahabatnya yang semakin menjauhinya, ada ketakutan meski tak ditampakkannya, ada kegelisahan yang mendadak merayap perlahan-lahan di tubuhnya. Bodoh! Apa yang sudah ia lakukan pada Ivy? Mati kau Theo, kau sudah salah mencari korban birahimu.

"Ada apa ini?" Tanya Sidh yang baru saja menyelesaikan sesi bercintanya, penampilannya yang kacau memperlihatkan jika ia belum sempat membenahi diri, sepertinya Sidh buru-buru keluar dari kamar karena mendengar adanya keributan.

"Apa yang terjadi padamu? Kau berkelahi?" Sidh heran, kenapa Theo sudah babak belur seperti itu. Sedangkan yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya.

"Pria itu...pria yang..." Kata Andrew yang masih berupaya sadar dengan sisa kewarasan yang hanya tinggal 10% lagi.

"Pria yang mana? Katakan dengan jelas!" Sidh semakin kesal, berharap mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya pun gagal, karena pria yang diajak bicara sudah tak sadarkan diri.

"Fuck you!" Umpat Sidh pada Andrew.

********

Next Day, 8.15 AM

UNHOLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang