Chapter 17 : "Edgar, make love to me!"

152 7 1
                                    

Peluh membasahi iras keduanya, sesi bercinta itu berakhir dalam erangan panjang. Kenapa harus disudahi? padahal mereka sungguh menginginkan lebih, ah..tapi tempat ini terlalu sempit untuk bergumul dengan nafsu yang terlampau berhasrat.

untuk merubah posisi saja, perlu cara yang cukup memakan waktu. Mengingat keduanya memiliki postur tubuh yang tinggi, tubuh berkeringat itu lekas terbungkus. Khawatir akan banyak orang yang menyadari pemandangan tak pantas dari si penghuni mobil.

"Apa aku perlu menghubungi seseorang?" Ivy menyibak rambutnya yang basah ke belakang telinganya, ia terlalu bersemangat bercinta. sampai lupa jika luka di kemaluannya kembali lecet.

"Tidak perlu, jangan menghubungi siapapun" Nero sibuk dengan celana panjangnya yang sedikit ketat, sedari tadi tangannya terus berusaha mengancingkan resletingnya.

"Termasuk teman-teman ku?"

"Hmmm"

"Ah shit!"

"Lantas? apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Tangan Nero yang bergerak di atas resleting celananya mendadak terdiam, dahinya yang halus nampak mengeluarkan garis kerut yang begitu rapi. bola matanya mendelik ke atas hingga menampilkan ekspresi wajah yang sangat lucu.

"Kenapa ekpresimu seperti itu? Sial! Kau lucu sekali" Ivy terkekeh gemas. Sementara yang ditertawakan masih mempertahankan ekspresinya.

"Kenapa tak terpikirkan sebelumnya!" Celetuknya, namun raut wajahnya semakin terlihat serius.

"Soal apa?" Tanya Ivy penasaran.

********

"Aku mohon Jeremy, jangan lakukan ini padaku! Aku tidak punya apa-apa lagi selain perusahaan yang kubangun dari nol".

Pria paruh baya dengan setelan navy blue yang sepadan dengan warna kursi kebesarannya ini nampak gelisah, pasalnya pria mapan dengan segala kuasa yang dimiliki dari segala kekuasaan diseparuh dunia ini mulai geram.

Orang-orang kepercayaannya tidak cukup mahir dalam tugasnya mencari keberadaan wanita yang dicintainya, beberapa asistennya bahkan sudah tewas bunuh diri. Karena hukuman yang dianggap paling mutlak untuk orang-orang yang gagal adalah menyiksa dirinya sendiri sampai mati, begitu kata Jeremy.

"Suruh putramu menemuiku!" Perintahnya, ia duduk dengan kaki melebar di hadapan pria paruh baya tersebut.

"Sudah beberapa hari ini, aku tidak bisa menghubunginya. Nomernya juga tidak aktif" terangnya.

"Aku rasa kau bisa memikirkan caranya"

"Sungguh! aku tidak tahu kemana anak bodoh itu pergi"

"Baiklah, Tuan Thomas yang terhormat! Aku akan memberikan 1 kesempatan untuk 1 cara apapun yang kau dapat, cari dia! Dan seret kehadapan ku!"

"Jeremy, aku mohon! Jangan bicara seperti itu"

"1 kesempatan untuk 1 cara yang kau dapat!" Ulang Jeremy.

Tentu saja pria ini Jeremy, pria yang memiliki kekuasaan hampir di separuh dunia karena talentanya berbisnis, tak diragukan lagi. Jika banyak petinggi di dunia menggunakan jasanya diluar dari kepentingan mereka berbisnis, termasuk Tuan Thomas Weasley ayah Nero.

Jeremy sampai geram mendengar laporan yang terus datang namun tak memperlihatkan hasil apapun, keputusannya untuk menyerang dan menghabisi Nero sudah menjadi tugas yang diharuskan.

Bukan untuk diseret dan dihadapkan tuk kemudian di biarkan begitu saja, kali ini. Seret kehadapannya dan biarkan tangannya yang berbicara, tutur Jeremy ke semua asistennya.

UNHOLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang