"Aku tidak butuh teman yang berubah saat aku berubah dan mengangguk saat aku mengangguk. Bayanganku bisa melakukannya dengan lebih baik" kata Jeremy mengintimidasi Ronan.
"Hei, kenapa kau bicara seperti itu padaku?" Ronan tersenyum penuh kecanggungan.
"Kita bisa bicara dengan santai, bukan?" Sambung Ronan.
"Cckk, kau mengingatkanku pada uang recehan. Bermuka dua dan tidak berharga" datar Jeremy.
Ronan menelan ludah, ia gugup setengah mati. Pernyataan Jeremy sungguh melumpuhkan mentalnya, bagaimana tidak? Kalimat itu mengandung konteks sebuah ancaman, yang bisa saja mengancam Ronan, entah karir, kehidupannya atau bahkan nyawanya sendiri.
Jeremy akan teguh pada ancaman yang terlontar dari mulutnya, tak ada negosiasi yang berarti untuk pengurangan emisi, Tanpa diketahui orang awam, terkadang Jeremy sering menunjukan sedikit rasa bersalah atas tindakan-tindakan mengerikannya.
Hal yang selalu berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan kepribadian parah yang menyebabkan kengerian-kengerian yang tidak dapat dijelaskan. Narsisme dan agresi adalah dua sifat kepribadian utama yang memicu Jeremy bisa melakukan kejahatan keji.
"Dimana Ivy?" Tanya Jeremy.
"Ivy? Ivy memang sempat menemuiku, tapi...."
Belum sempat Ronan melanjutkan ucapannya, 2 asisten Jeremy lebih dulu menahan tangan Ronan di belakang tubuhnya, Ronan sampai berjengit karena tangannya terpelintir.
"C'mon Jeremy, biarkan Ivy pergi!" Kata Ronan.
"Biarkan?" Jeremy menaikkan 1 alisnya, matanya memicing keheranan.
"Aku harus membiarkan calon istriku pergi begitu saja? Begitu?" Kata Jeremy.
"Aku penasaran, kenapa kau begitu memperhatikannya? Apa kau menyukai Ivy?" kata Jeremy.
"Apa maksudmu?" Tanya Ronan.
"Pesta kemarin! Pesta yang hanya di hadiri teman-teman Ivy, bagaimana bisa kau datang di saat yang tepat?" Tanya Jeremy.
"Itu...aku...aku..hanya kebetulan saja bertemu Ivy di jalan, jadi aku....Aakkhhh!" Asisten Jeremy semakin menarik tangan Ronan kebelakang.
"Aku berkata benar! Aku hanya tidak sengaja bertemu dengannya"
"Lantas? Kenapa kau harus membawanya pulang kerumahmu?" Kata Jeremy.
"What? Darimana...darimana kau tahu?"
Jeremy tersenyum miring seraya merubah posisi duduknya menjadi lebih tegap, bahunya yang lebar menghentak ke badan kursi agar lebih terlihat berkharisma. Sedangkan Ronan semakin merasakan kesakitan yang teramat sangat, kedua tangannya sampai dipelintir hingga tubuhnya ikut terangkat, kakinya berjinjit karena tarikan itu terlalu kuat.
"Apa yang tidak aku ketahui?"
"Setelah aku mendapatkan Nero, persiapkan saja dirimu" kata Jeremy yang kemudian berdiri dari tempat duduknya.
"Wait! Wait! Apa yang ingin kau lakukan? Jangan lakukan apapun pada mereka!"
"Kau tahu? Ada satu hal yang tidak kusukai tentangmu. Yaitu wajahmu!" Jeremy pergi begitu saja dan diikuti semua asisten-asisten nya.
"JEREMY WAIT!!! JEREMY!!!" teriak Ronan, namun Jeremy mengabaikannya.
Sementara itu tiga asisten dibiarkan tetap tinggal, dua diantaranya masih menahan tubuh Ronan dengan menarik tangannya ke belakang, sementara satu orang asisten menutupi mata Ronan dengan sebuah kain yang melingkar di kepalanya lalu mengikatnya dengan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNHOLY
Romance⚠️ WARNING ⚠️ 📌TERDAPAT BANYAK AKTIVITAS 21+ & KATA-KATA KASAR(dirty talk) 📌MENGANDUNG UNSUR TRAUMATIS, TIDAK UNTUK DI TIRU! 📌PENEMPATAN KARAKTER HANYA SEBATAS PERAN, TIDAK MENGAMBIL INFO ATAU FAKTA DARI PIHAK TERKAIT. 📌 BIJAKLAH DALAM MEMBACA...