Chapter 21 : "I need you tonight"

149 9 0
                                    

"Kita adalah dua orang yang gagal! Kau gagal memahami caraku mencintaimu dan aku gagal mengerti caramu ingin dicintai" ujar Ivy, irasnya terlalu datar. Jeremy sampai terkekeh kecil menanggapinya.

"Dan kau ingin memintaku untuk melepaskan yang memang perlu dilepas? Memintaku sadar diri karena tak lagi diinginkan?" Tutur Jeremy sambil menampilkan senyum tipisnya.

"Kisah kita memang hebat, bukan? Tidak pernah debat, tapi tahu-tahu tamat begitu saja" sambung Jeremy.

"Jadi, kau mengerti syarat yang ingin ku katakan?" Ivy terlihat senang, pernyataan Jeremy seperti menujukkan jika pada akhirnya ia setuju untuk menyudahi hubungan Toxic ini.

"Aku tidak peduli, untuk siapa hatimu pada akhirnya kau berikan. Yang perlu kau tahu hanya 1, jika sampai kapanpun aku akan tetap mencintaimu dan tak ingin mengakhirinya, ingat itu!" Raut wajah Ivy seketika berubah murung.

"Ayo, pulang!" Ajak Jeremy.

Ivy pikir Jeremy akan menarik tangannya agar berjalan mengikutinya. Namun ternyata, Jeremy berjalan melewati Ivy begitu saja. Ivy dan rekannya saling menatap kebingungan.

"Cepat ikuti dia!" Kata rekannya.

"Aku tidak mau" Ivy menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ikut saja! Jangan cari masalah!" Kata rekannya seraya mendorong Ivy agar bergegas mengikuti Jeremy.

Khawatir langkahnya sudah tertinggal jauh oleh Jeremy, rekannya pun terpaksa menarik tangan Ivy dengan sangat kasar. Membawa Ivy pada Jeremy yang ternyata sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil.

"Kenapa kau memaksaku? Aku bilang, aku tidak mau!" Bisik Ivy dengan kalimat penuh penekanan.

"Sudah! Sebaiknya kau pulang sekarang! Percayalah padaku, sesampainya di rumah tidak akan terjadi apa-apa" kata rekannya yang juga berbisik.

"Kenapa kau bisa seyakin itu?"

"Feeling ku seperti itu!"

"You, fucking jerk!" Ivy mengumpati rekannya

"Shut the fuck up!" Balas rekannya.

Ivy terkejut, ketika Ferrari Enzo warna hitam metalik berdesain butterfly doors itu terbuka melebar sedikit ke samping, kemudian mengayun ke atas. Memberi ruang lebih lebar untuk mempersilahkan Ivy agar segera masuk ke dalam mobil.

Ivy ragu, karena Jeremy sama sekali tidak menatapnya. Pandanganya saja lurus kedepan, mana mungkin jika Jeremy sengaja membuka pintu untuknya.

"Cepat masuk!" Kata rekannya.

Hanya butuh 5 langkah lagi, Ivy sudah bisa masuk ke dalam mobil tuk kemudian pergi. Namun Ivy seperti sengaja memperlambat dirinya agar tidak segera sampai dan masuk 1 mobil dengan Jeremy.

Pada akhirnya di 15 detik berikutnya, Ivy pun masuk ke dalam mobil. Dan secara otomatis butterfly doors itu perlahan-lahan turun dan menutup dengan sendirinya, tanpa berkata apa-apa. Mobil mewah milik Jeremy itu pun melaju kencang dan menghilang di antara ramainya kendaraan berlalu lalang di Brooklyn malam ini.

********

Next day, 8.20 AM

"Untuk sementara, biarkan dia di sini"  kata Ronan pada sesama rekan parlemennya yang bernama Albert core.

"Tidak masalah, dude" kata Albert.

"Aku salut padamu, kau bisa meloloskan diri dari penjagaan ketat di RS itu" kata Albert membanggakan.

"Ah biasa saja, ini juga ide asisten ku!" Kata Ronan seraya menoleh kearah para asistennya.

"Memangnya apa yang dia katakan? Kenapa petugas ambulance itu percaya begitu saja padanya?" Tanya Albert penasaran.

UNHOLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang