"IVY!!!!" teriak Ronan
"BRENGSEK!" Ronan geram, ketika Theo datang menahan langkahnya agar tidak mengejar Ivy.
"Apa-apaan kalian?" kesal Ronan, bola matanya mengedar memandangi satu persatu rekan Ivy.
Melihat Tuannya tersudut, beberapa asisten Ronan bergegas pasang badan membuat benteng perlindungan.
"Dengar! kalian tidak akan tahu yang akan terjadi pada Ivy!" kata Ronan.
"Kami akan tahu, jika Ivy tidak cepat pergi dari sini!" lantang Sidh.
"Apa kau suruhan Jeremy?" tuding Theo.
Hei! aku ini seorang Menteri! apa kalian tidak mengenalku?" Kata Ronan membanggakan diri dengan perasaan kesal.
"Menteri?" Semua orang terkejut, tapi kemudian mereka justru tertawa terbahak-bahak.
"Kau seorang Menteri?" Kata Andrew mengejek.
"Apa yang kau lakukan di sini, dude? Seharusnya kau duduk di rapat sidang parlemen sekarang" kata Cole dengan sarkasnya.
Ronan mendengus kasar, bicara dengan rekan Ivy hampir tak ada bedanya seperti bergumul argumen dengan anak-anak remaja labil, padahal mereka seumuran, mereka sama-sama sudah bekerja, namun mereka mempunyai banyak kebebasan di bandingkan Ronan.
********
"LEPASKAN AKU!!!" Ivy terus memberontak, karena 2 pria berbadan besar sedang memegangi tangannya.
"Sudah diam! Ayo masuk!" 2 pria berbadan besar itu, lantas menarik Ivy agar mempercepat langkahnya.
Ivy kemudian di lepaskan begitu saja, ketika 1 perintah dari jari telunjuk sang empu di angkat ke udara. Pria tampan dengan sapuan garis klimis berwarna hitam itu, duduk sambil menyilangkan kaki. Wajahnya teduh dan hangat, bahkan ia terus tersenyum manis pada Ivy. Ia benar-benar pria tampan nan menawan.
Siapa lagi kalau bukan Jeremy Edmund, tidak ada ekspresi kekesalan yang ditampakkannya, tidak ada luapan amarah yang ditahannya. Mungkin, sudah hal biasa baginya. Entah dari apa hatinya terbuat, kesabaran Jeremy bahkan lebih besar dari gunung Everest yang berada diantara Nepal dan Tibet.
"Kau sudah minum obat mu?" Tanya Jeremy.
"Belum" jawab Ivy singkat.
"Sudah makan?" Tanya Jeremy lagi, Ivy lekas menggelengkan kepalanya.
"Sudah lewat jam 10, kenapa belum makan?" Kata Jeremy.
"Aku tidak lapar" Jawab Ivy.
Jeremy hanya melempar senyum sembari memandangi wanitanya yang berdiri di hadapannya tanpa dipersilahkan duduk, Ivy yang menyadari kesalahannya hanya bisa mengikuti isi kepalanya yang memberinya perintah untuk tidak melakukan apa-apa, kecuali menyimak kalimat yang keluar dari mulut Jeremy.
"Kau senang hari ini?" Tanya Jeremy, Ivy lantas mengernyitkan dahinya.
"Aku...aku...ya, aku senang hari ini" jawabnya pelan namun ragu-ragu.
"Kau ingin bersenang-senang lagi?"
"Tidak, hari ini aku lelah" jawab Ivy lesu.
"Ahh...padahal aku ingin mengajakmu bersenang-senang malam ini, sebelum besok aku kembali bekerja" katanya sambil tersenyum.
"Aku mau pulang" kata Ivy, ia mulai merasa tidak nyaman.
"Pulang? Kenapa harus pulang?"
"Kemarilah!" Pintanya dengan lambaian tangannya, namun Ivy justru menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNHOLY
Romance⚠️ WARNING ⚠️ 📌TERDAPAT BANYAK AKTIVITAS 21+ & KATA-KATA KASAR(dirty talk) 📌MENGANDUNG UNSUR TRAUMATIS, TIDAK UNTUK DI TIRU! 📌PENEMPATAN KARAKTER HANYA SEBATAS PERAN, TIDAK MENGAMBIL INFO ATAU FAKTA DARI PIHAK TERKAIT. 📌 BIJAKLAH DALAM MEMBACA...