Chapter 1

8.5K 180 8
                                    

Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walapun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.

_NUMBERNINE_

CAST

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yesicca Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, Sisca, Khatrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo

.

.

.

Chapter 1



_NUMBER NINE_




Seorang gadis kecil terlihat terus berlari. Berlari mengikuti arus ketakutan yang melanda seluruh pemukiman disekitar rumahnya. Raut muka semua orang begitu memilukan meminta pertolongan. Hanya teriakan, tangisan juga derap langkah kaki yang bisa ia dengar. Ia begitu takut, takut kalau ia akan bernasib sama dengan orang-orang yang tertinggal dibelakang. Mati terbunuh.

“Mama! Papa!"  Gadis kecil itu berusaha memanggil orang tuanya dalam tangis. Ia ketakutan, sungguh ketakutan. Namun tiba-tiba seseorang menarik tangannya keras hingga ia jatuh terpelanting. Rasa takut dan tangisnya semakin menjadi saat orang yang menariknya berjalan mendekatinya. Semakin dekat, dekat dan....

"Woy Gitaa banguun!"

GITA POV

“Woy Gitaa bangun!”

Aku terkesiap dan langsung  terbangun dari tidurku saat suara nyaring itu masuk dengan paksa ke telingaku. Ya Tuhan, jantungku berdetak dengan sangat cepat karenanya. Bukan karena suara yang membangunkan tidurku lah yang membuatku begitu berkeringat, namun mimpiku barusan. Memory itu kembali lagi, aku memimpikan memory yang sangat ingin aku hapus dari otakku. Aku terduduk ditempat tidurku dan masih berusaha mengatur nafasku.

“Oy, Sekar! kamu masih belum sadar juga! Hah?"

Pikiranku begitu kacau. Aku masih merasa trauma bila memory itu lewat di kepalaku. Kelenjar kulitku juga masih menghasilkan keringat yang bisa aku rasakan menetes di pelispisku.

"Git..."

“…….”

“Kamu gak papa, kan?" suara itu kian melembut diiringi dengan sentuhan lembut di bahuku yang sukses membuatku tersadar dari lamunanku.

“Ah, Cigree.” jawabku kikuk. Aku bisa melihat tatapan matanya yang khawatir melihatku.

“Wajahmu pucet banget. Kamu sakit?" Benar dugaanku. Ia begitu khawatir walaupun sebelumnya meneriakiku dengan tidak manusiawi.

Number NineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang