Chapter 34

792 76 9
                                        

Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walaupun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.

_NUMBERNINE_

CAST

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yessica Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, Sisca, Khatrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo

.

.

.

Chapter 34
.

.

"Hh~"

Desahan kasar Elang terlontar begitu saja saat ia melihat ranjang di salah satu bangsal rumah sakit itu terlihat kosong. Bahkan seorang suster telah merapikan seprai kusut di sana dan mengganti selimutnya dengan yang baru. Sepertinya Gita telah pergi cukup lama. Buru-buru Elang menghampiri suster itu dan menanyakan keberadaan Gita.

"Loh, sus. Kok udah di beresin. Memangnya ke mana pasien di ruangan ini?"

"Pasien atas nama Gita Sekar sudah di jemput kakaknya dan pergi dari rumah sakit ini sekitar satu jam yang lalu, Pak."

"Kakaknya?" Elang mengangkat satu alisnya bingung. Beberapa detik dia berpikir siapa kakak perempuan yang membawa Gita pergi, dan tidak butuh waktu lama untuk Elang menyadarinya. Tidak salah lagi, pasti Chika. Bisa-bisanya gadis itu mengaku jadi kakaknya Gita.

Dengan geram Elang mengacak rambutnya kasar. Bisa-bisanya dia kecolongan. Padahal dia hanya meninggalkan Gita satu jam, gadis itu malah berhasil kabur dari rumah sakit.

"Saya permisi, pak." Sapa suster tersebut yang berjalan meninggalkan Elang yang masih tampak kesal di ruangan tersebut.

Elang meraih ponselnya dan berniat untuk menghubungi Gita guna menanyakan kenapa seenaknya saja pergi dari rumah sakit. Namun niatnya itu Ia urungkan mengingat kegigihan Gita yang ingin segera pulang ke Hideaway demi melihat keadaan Shani dan yang lainnya. Lagi pula, kondisi gita juga sudah lebih baik dari sebelumnya. Akhirnya Elang hanya mengirim pesan singkat pada gadis itu dengan bertanya. Bagaimana keadaan di Hideaway?

Setelah menunggu agak sedikit lama, pesannya tak kunjung mendapat balasan. Elang mendesah pasrah, wajahnya jadi muram. Ia harus bersiap memupuk rindunya, karena mungkin setelah ini dia pasti akan sulit untuk bertemu Gita.

******

Hembusan angin masuk berbisik melewati sedikit sela jendela yang terbuka. Bentangan kain yang terkait di antara dua jendela itu perlahan menari ke sana ke mari mengikuti arah angin. Wajah pucat Shani masih terlihat sama, menatap kosong dan masih tetap tanpa ekspresi. Gadis berambut panjang itu duduk di pinggir ranjangnya terdiam memandang langit dari sudut jendela. Beberapa helai rambutnya juga ikut bergerak mengikuti arah angin.

Number NineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang