Chapter 19

874 73 8
                                        

Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walapun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.

_NumberNine_

.

CAST

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yesicca Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, Sisca, Khatrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo
.

.

.

Chapter 19

.

.

.

"Aku pulang!"

Gracia segera memutar kepalanya menatap dua gadis yang baru sampai itu. Sejak tadi Ia menunggu keduanya pulang dengan harap-harap cemas. Gracia sangat bersyukur melihat keduanya kembali dengan keadaan selamat.

"'Syukurlah kalian sudah pulang." Sambut Feni pada keduanya.

"Kamu nggak papa, kan, Gita?"

"Nggak papa, Kak mpen. Aku baik-baik aja kok."

"Syukurlah kalau begitu. Ci Gre yang dari tadi uring-uringan nungguin kalian pulang." Gracia yang tengah duduk di sofa memutar bola mata malas, padahal memang faktanya sejak tadi ia yang terlihat paling gelisah.

"Kamu kenapa, Kity?" tanya Feni pada Christy yang sedari tadi hanya diam saja, sekarang Christy bahkan tak mendengar pertanyaan Feni, setelah Gita menyenggol lengannya barulah Ia tersadar jika dirinya sedang menjadi pusat perhatian.

"Hah?" tanyanya bingung.

"Kamu kenapa kok diem aja?"

"Nggak papa, Kak. Cuman kecapean aja." jawab Christy lesu, "Aku naik ke kamar dulu ya, kak. Pingin mandi." ucapnya yang lalu melangkah menaiki tangga.

"Aku juga mau mandi. Gerah." ujar Gita yang langsung mengikuti langkah Chirsty.

Gita terlihat mengalungkan lengannya pada leher Christy sambil berucap terimaksih. Ia memang meminta Christy untuk merahasiakan tentang kejadian hari ini, termaksud jika orang yang telah menolongnya adalah adik dari seorang hunters bender. Christy hanya mengangguk saja, namun tatapannya nampak kosong. Sepertinya Ia masih memikirkan kejadian di kota tadi. Sungguh, ia tak bermaksud menyerangnya. Penyerangan itu terjadi karena ia reflek.

'Maaf.' ucap Christy dalam hati.

Sesampainya dilantai atas keduanya berpisah dan menuju kamar masing-masing. O iya, ngomong-ngomong, rumah ini memiliki 6 kamar, 3 kamar dilantai 2 ditempati Gita, Christy dan Chika, sementara 3 kamar yang lainnya ada di lantai dasar.

Number NineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang