Chapter 16

923 68 3
                                        

Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walapun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.

_NUMBERNINE_

CAST

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yessica Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, Sisca, Khatrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo

.

.

.

Chapter 16

.

.

.


The lord, pria paruh baya dengan tubuh tegap yang selalu menggunakan tudung kepala untuk menutupi sebagian wajahnya terlihat duduk santai dihadapan pasukannya, para anggota black bender yang rela mengorbankan nyawanya demi melindungi dirinya.

Wajah tegas itu tak terlihat sedih ataupun murung meski belum lama ia kehilangan salah satu bender kepercayaannya, Okta. The lord tidak pernah ambil pusing soal itu. Kehilangan satu bukanlah masalah besar baginya. Jangankan satu, kehilangan mereka semua pun tidak akan menggoyahkan kekuatannya. Karena baginya, orang-orang yang mengabdi padanya itu hanyalah tikus-tikus kecil yang hanya akan jadi umpan untuk mencapai tujuannya.

"Meski Okta telah gugur, kuharap kalian tidak goyah dengan pendirian kalian." ucap pria itu sambil menatap satu persatu wajah pasukan setianya, sementara mereka meng-iya-kan dengan posisi berlutut dan dengan wajah yang tertunduk pula.

Sampai saat ini, belum ada satupun dari mereka yang pernah melihat wajah the lord secara langsung, karena the lord memang tidak mengijinkannya, jika ada yang berani menentang, maka dia akan langsung mati saat itu juga.

"Kalian berhati-hatilah setelah ini. Aku tidak mau orang-orang kepercayaanku berkurang satu per satu."

Pasukan-pasukan yang berlutut di hadapannya itu mengangguk mengerti. Mereka benar-benar seperti tersihir mantra yang membuat mereka begitu tunduk pada pria paruh baya tersebut.

"Jalan menuju perdamaian dunia yang kita harapkan masih jauh. Banyak yang harus kita lakukan untuk mewujudkannya. Kita harus berjuang bersama, juga.. menyingkirkan siapa saja yang berusaha menghalangi kita." ujar The Lord berusaha mendoktrin pasukan-pasukan intinya.

"Kami mengerti." jawab pasukan itu bersamaan.

The Lord menatap mereka satu per satu dan tersenyum sinis. "Aku mempercayai kalian sepenuhnya. Sekarang kalian boleh keluar. Kecuali Khenan, kamu tetap disini!"

Number NineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang