Chapter 32

801 80 14
                                    

Dulu manusia saling hidup berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walapun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.

.
.
_NumberNine_

Cast

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yessica Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, kathrina, marsha, sisca dan masih banyak member yang akan hadir sebagai cameo.

.
.

Chapter 32

.
.

"Hentikan! Aku mohon hentikan, mas. Apa kamu mau membunuh anak kamu sendiri?"

"Kamu bilang apa? Membunuh? Aku justru akan membuat mereka  hidup abadi. Kalo nggak tau apa-apa tuh diem aja!"

"Enggak mas. Kamu bikin anak kita tersiksa dengan eksperimen gila kamu itu. Aku mohon udahin, mas! Hentikan!"

"Nggak akan! Ini penemuan hebat, istriku! Ini penemuan yang sangat luar biasa. Jika aku saja bisa menghilangkan pengendalianmu dan memindahkannya  ke dalam tubuhku, maka, aku juga pasti bisa menciptakan bender yang sempurna. Aku akan membuat anak-anak kita menjadi bender yang tak terkalahkan! Dan jika ini berhasil, aku akan menjadi ilmuwan terhebat di dunia ini."

"Kamu udah nggak waras, mas! Kamu jadiin anak kamu sendiri sebagai kelinci percobaan!"

"Diam kamu!"

PLAK!

Sebuah tamparan mendarat keras pada pipi si wanita. Kerasnya tamparan hingga membuat tubuh si wanita tersungkur ke tanah.

"Jangan berkomentar apapun karena aku nggak butuh pendapatmu! Sekarang kamu hanya manusia biasa, kekuatanmu sudah berpindah padaku. Sekarang, untuk menghilangkan nyawamu bukanlah hal yang sulit bagiku!" Ujar si pria dengan tawa menggema.

"Nggak papa! Bunuh aja aku, mas. Tapi jangan pernah libatkan Shanju dan Shani untuk eksperimen gilamu itu!"

"Sudah ku bilang aku nggak butuh pendapatmu! Dasar jalang sialan!"

Braakkk!

"Dengan kekuatan yang aku miliki, aku bisa melakukan apapun yang aku mau! Hahaha"

Suasana sunyi di kebun apel itu semakin membuat tawa si pria terdengar jelas. Sangat jelas bahkan terdengar hingga di ujung sana, di kolong sebuah bangku kecil yang terletak di bawah pohon apel, di sana, terlihat dua gadis kecil tengah meringkuk ketakutan. Ibu mereka yang menyuruh mereka agar tetap bersembunyi di sana.

"Aku takut, kak," ujar si adik yang kala itu baru berusia 5 tahun. Sang kakak merengkuh tubuh adiknya, juga menutup kedua telinga si adik dengan dua tangan mungilnya agar tak mendengar jeritan dari suara Ibu dan ayah keduanya. Karena dari tempatnya sekarang, keduanya dapat mendengar teriakan serta rintihan kesakitan si wanita.

Number NineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang