Chapter 10

838 61 6
                                    

Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walapun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.

_NUMBERNINE_

CAST

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yesicca Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, Sisca, Khatrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo

.

.

.

Chapter 10

.

.

.

Gracia baru saja tiba di Hideaway dan ingin menemui Abin untuk meminta maaf pada kekasihnya itu karena sudah menuduhnya macam-macam. Pikiran Gracia sudah jauh lebih tenang sekarang. Gracia sadar tak seharusnya ia membawa-bawa Gita dalam pertengkaran mereka.

Gracia sudah menghubungi Abin sebelumnya, dan Abin mengatakan padanya kalau saat ini dirinya sedang berada di caffetaria. Tanpa pikir panjang, Gracia segera menuju ke sana begitu kakinya mendarat di Hideaway.

Gracia mengembangkan senyumnya ketika hendak memasuki pintu caffetaria tersebut.

Namun sedetik kemudian, Gracia menghentikan langkahnya ketika ia melihat Gita berjalan terburu-buru dan diikuti Abin di belakangnya.

'Ada apa ini?' Batin Gracia bingung.

Gracia pun hanya diam di tempat, menatap bingung pada keduanya.

Abin menyadari kehadiran Gracia disana, namun anehnya Abin justru mengabaikan kekasihnya itu.

Gracia baru saja hendak membuka mulut untuk menyapa, namun yang terjadi selanjutnya adalah,

CHU~PPP

Bagaikan disambar petir di siang bolong, tubuh Gracia membeku ketika netranya melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Abin mencium Gita. Mereka berciuman, saling menautkan bibir tepat dihadapan Gracia.

Gita membelalakkan matanya, berusaha keras mendorong tubuh Abin agar menjauh darinya, namun percuma saja, karena tenaga Abin jauh lebih kuat darinya, dan Abin memepet tubuh Gita hingga tersudut pada pintu kaca cafetaria tersebut. Dan dimoment itulah tak sengaja Gita melihat Gracia yang tengah menatapnya dengan tatapan nanar.

Hati Gracia hancur menyaksikan itu semua. Gracia tak bisa menahannya lebih lama lagi, ia segera membalikan tubuhnya meninggalkan tempat tersebut.

Plakkk!!

Gita menampar keras wajah Abin setelah pria itu melepas tautannya. Dan tanpa mengatakan apapun Gita segera berlari menyusul Gracia. Gita tak dapat berpikir sekarang, yang ada dipikirannya saat ini adalah mengejar Gracia dan menjelaskan semua padanya.

Number NineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang