Chapter 38

706 69 8
                                    

Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walaupun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.

_NUMBERNINE_

CAST

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yessica Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, Sisca, Kathrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo

.

.

.

Chapter 38

.

.

Tap

Tap

Shani dan Aldo mendaratkan kakinya di depan sebuah bangunan kokoh berwarna putih tulang dengan 5 lantai. Entah bangunan macam apa itu, yang jelas terdapat banyak lorong di dalam sana yang menjadi ciri khas markas black bender. Sebuah pagar setinggi 3 meter juga terlihat mengelilingi bangunan tersebut.

Aldo terlihat membungkuk guna menetralkan perutnya yang terasa mual efek dari perjalanan luar biasa yang baru ditempuhnya. Bender ganteng itu juga terlihat  mengatur napas yang hampir hilang karena ulah Shani. Bagaimana tidak, meski Aldo adalah seorang bender yang memang bisa dengan mudahnya terbang melayang ke sana ke mari tanpa bantuan apapun, namun, kali ini terbangnya Aldo terasa luar biasa. Aldo tidak terbang sendiri, tapi terbang bersama Shani, lebih tepatnya Shani menarik tangannya kuat dan membawanya meluncur dengan kecepatan di luar nalar. Percayalah, hanya perfect bender yang bisa melakukannya.

"Ingat baik-baik pesanku, Aldo," ucap Shani sambil menepuk punggung Aldo yang masih terlihat mengatur napas.

Aldo mengangguk, meski rasanya masih mual. Tapi dia telah berjanji tidak akan mengecewakan siapapun kali ini. Rasa bersalahnya harus Ia tuntaskan malam ini juga. Terlebih janjinya pada Shani yang ia ucap beberapa saat lalu sebelum mereka sampai di tempat ini.

"Mereka akan membunuh Christy kalau Ci Shani nggak datang!" Ujar Aldo berlinangan air mata. Tentu saja karena rasa bersalahnya pada Christy.

"Apa maksudmu, Aldo?"

"Sha-Shani...." Feni sangat terkejut karena tiba-tiba Shani sudah berada di belakangnya.

Shani mendekat ke arah Feni dan mencengkram kuat kedua lengan Feni. "Kenapa kalian menyembunyikan hal sebesar ini dariku?" Bentak Shani pada Feni. Shani bahkan tak perduli jika cengkeramannya di lengan Feni dapat menyakiti Bender lemah itu.

"De-dengar dulu penjelasanku, Shan. Kami melakukan ini untuk melindungimu,"

"Melindungi siapa?" Tawa Shani mengejek,"Terimakasih atas usahanya. Tapi aku nggak butuh bantuan kalian, terutama kamu! Aku nggak butuh bantuan bender lemah kayak kamu!" Tunjuknya pada Feni. Hati Feni mencelos mendengar penuturan Shani, namun Ia tahu Shani mengatakan itu hanya karena sedang emosi. Feni tahu itu. Dia telah terbiasa melihat Shani dengan wajah dingin seperti ini, namun malam ini, entah kenapa tatapan Shani sangat menakutkan. Ada rasa hancur dan kekecewaan yang tak dapat tergambarkan di sana.

Number NineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang