Chapter 17

774 67 11
                                    

Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walapun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.

_NUMBERNINE_

CAST

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yesicca Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, Sisca, Khatrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo

.

.

.

Chapter 17

.

.

.

Kathrina, seorang gadis dengan seragam SMA terlihat baru saja keluar dari sebuah tempat bimbingan belajar, saat ini dirinya memang tengah fokus belajar karena ujian kelulusan tengah menantinya, terbukti dari seragam sekolah yang masih dikenakannya dan hanya dilapisi cardigan berwarna cream untuk mengusir rasa dingin atau hanya sekedar untuk fasion saja. Kathrina melambai pada temannya karena mereka berbeda arah, namun sebelum pulang, Kathrina menyempatkan diri membeli makanan untuk dibawa pulang, tidak banyak, hanya dua porsi. Satu untuknya dan satu lagi untuk kakak laki-lakinya.

Sambil menunggu pesanannya siap,  Kathrina terlihat mengutak-atik smartphone miliknya, memesan ojek online agar ia lebih cepat sampai di rumah. Namun sial, belum juga sempat memesan, ponselnya sudah mati duluan karena kehabisan baterai. Khatrina terlihat mengerucutkan bibirnya karena kesal. Ia bingung akan pulang naik apa? Jika naik bus, ia harus berjalan kaki lebih dulu sekitar 10 menit untuk sampai di halte yang paling dekat dengan posisinya sekarang.

Tidak punya pilihan lain, Kathrina pun akhirnya memilih naik bus saja. Setelah pesanannya selesai di bungkus, Kathrina pun segera meninggalkan rumah makan tersebut menuju halte terdekat.

Ia melirik arloji di pergelangan tangan kanannya. Jarum panjang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ia harus segera bergegas sebelum ketinggalan jadwal keberangkatan bus terakhir. Kini ia melangkahkan kakinya lebih cepat dari sebelumnya.

Baru saja mempercepat langkahnya, Kathrina harus kembali memperlambat jalannya karena segerombol pria tiba-tiba menghadang jalannya. Anak-anak berseragam sekolah SMA seperti dirinya, sepertinya mereka akan tawuran, terbukti dari banyaknya senjata tajam yang mereka bawa.  Kathrina memundurkan langkahnya ketika melihat gerombolan itu mulai saling mengisyaratkan satu sama lain untuk mendekat kearahnya.

"Mau apa kalian?"

"Lo dari SMA tunas bangsa, kan?"

"Bukan! Aku nggak ada urusan sama kalian." jawab Kathrina mulai ketakutan.

"Bohong! Lo takut kan karena kepisah dari rombongan?" ucap salah seorang dari mereka dan mencolek hidung Kathrina.

"Aku nggak ada sangkut pautnya ama kalian, ya! Jadi jangan ganggu aku, aku mau pulang!" ucap Kathrina coba memberanikan diri, ia berusaha mengabaikan orang-orang itu dan melewatinya begitu saja. Namun, seseorang menarik tangannya, memaksanya untuk kembali.

Number NineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang