Chapter 6

961 72 2
                                    

Dulu manusia hidup saling berdampingan didalam perbedaan. Bender dan Non-bender. Mereka hidup dengan damai. Namun semua berubah saat sebuah tragedi besar pecah 20 tahun yang lalu. Sekelompok Bender kejam menyerang manusia Non-bender untuk menguasai dunia. Mereka membunuh ribuan nyawa dan menciptakan kebencian.

Sejak saat itu manusia normal memutuskan untuk memusnahkan Bender agar keseimbangan dunia kembali tercapai. Walapun sebenarnya tidak semua Bender melakukan kejahatan, tidak ada pengecualian untuk itu. Bender harus musnah. Perang antar dua golongan berbeda ini tidak dapat dihindari lagi. Atas dasar perdamaian dunia, perburuan Bender dimulai dari sekarang.


_NUMBERNINE_

CAST

Shani Indira
Shania Gracia
Gita Sekar
Feni Fitriyanti
Yesicca Tamara
Angelina Christy

Zee, Fiony, Jinan, Sisca, Khatrina, Freya, dan member lain yang akan muncul jadi cameo


Chapter 6


Sudah hampir 2 minggu semenjak kasus perampokan Bank itu terjadi. Namun tidak ada tanda-tanda akan kemunculan Black Bender lagi. Entah mereka sedang merencanakan sebuah strategi baru atau entah karena alasan yang lain. Semua berjalan adem ayem tanpa ada laporan kerusuhan di kota.

Selama 2 minggu terakhir ini para bender juga tidak diperbolehkan pergi ke kota. Para Bender menghindari kontak langsung dengan manusia karena mereka yakin saat ini manusia normal sangat sensitif dengan kehadiran bender. Mereka, para bender, hanya bisa berdiam diri bersembunyi di rumah mereka, Hideaway. Tak terkecuali para gadis di rumah apel.

Larangan pergi ke kota ini benar-benar menyiksa Christy. Pasalnya si bungsu itu paling tidak betah jika harus terus-terusan berdiam diri di rumah seperti yang tengah ia lakukan beberapa hari ini.

"Aahhh.... Bosen banget sih!" desah Christy kesal. Saat ini ia hanya duduk bersandar tanpa tenaga di sofa depan televisi. Layar persegi panjang itu menampilkan seorang gadis seumuran dengannya yang mengenakan seragam sekolah tengah menikmati sarapan bersama kedua orang tuanya. Yang membuat Christy lebih mengiri ialah ketika sang anak hendak berangkat ke sekolah, anak tersebut menyalimi kedua orang tuanya dan mendapat balasan ciuman kasih sayang di keningnya.

"Enak banget sih jadi manusia normal." Gumam Christy tanpa melepaskan pandangannya dari layar kaca di depannya.

Saat sedang asik menonton, tiba-tiba televisi itu mati. Bukan karena sedang mati listrik atau sejenisnya, tapi karena orang disebelah Christy lah yang mematikannya.

"Kok dimatiin sih, Kak? Aku kan lagi nonton!"  erang Christy kesal. Sementara si pelaku yang mematikan tivi tersebut kembali melanjutkan tidurnya tanpa menjawab ocehan Christy.

Tadinya Gita sedang tidur di sebelah Christy, tapi tidurnya terganggu oleh monolog Christy yang tak henti sepanjang nonton. Gita yang merasa kesal karena tidurnya terganggu langsung merebut remote yang sejak tadi dipegang Christy lalu mematikannya, dan sekarang remote tivi tersebut ia genggam erat.

"Kak Gita ih! Rese! Sini! balikin nggak  remote-nya!"

"Nggak!" ujar Gita cuek.

"Kak Gita! Siniin remote-nya!"

"Enggak. Berisik!"

"Salah siapa tidur disini. Udah tau di depan tivi, ya pasti berisiklah!"

"Bukan tivi-nya yang berisik. Tapi mulut kamu tuh. Ngeromet mulu kayak sales tiktok."

Number NineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang